"Siapa Pena? Jikalau memang pemuda itu sudah tiada, mengapa Thom menyebutnya seperti orang yang masih hidup selayaknya tidak terjadi apa-apa?" tanya pemuda dengan jubah merah darah itu dengan dahi yang mengerut. Sungguh ini membuat dirinya bingung, membuat pemuda dengan sepasang netra sewarna mentari itu pusing bukan kepalang lantaran mencari jawaban pasti akan pertanyaannya. Apa dirinya harus bertanya pada Thom, pada pemuda dengan jubah coklat yang kini membuat semua orang terkejut bukan main.
"Pena, pemuda kecil yang selalu tersenyum lebar. Tidak pernah ada yang mengira jikalau Pena akan mati di arena putih, tidak pernah ada yang mengira jikalau pemuda dengan senyuman manis itu akan mati secepat itu. Namun siapa yang peduli dengan pemuda yang tidak berkasta itu, selain Thom, selain sahabatnya yang kerap menyelamatkannya dari perudungan yang dirinya terima, " ucap pemuda yang berada di samping Asak tiba-tiba, membuat Asak menolehkan kepala.