Siapa pemuda yang tadi pagi sangat berani menantang Meru, murid tingkat dua. Sampai-sampai tanpa pikir panjang membuat janji datang ke arena merah di jam selesainya semua kelas. Namun sekarang, saat ini, pemuda itu bahkan tidak berani berdiri dari tabung dengan tutup kelas terakhirnya.
Siapa lagi kalau bukan Rair, pemuda dengan kulit sewarna madu yang selalu nampak manis jikalau terkena cahaya, apalagi kalau terpapar cahaya matahari, sungguh tampak lebih manis. Eh! Mengapa bahas kulit Rair.
Pemuda bersurai gelap itu bergumam-gumam kecil saat semua murid yang keluar dari ruang kelas meledek dirinya pecundang lantaran tidak beranjak cepat. Ya, tidak salah juga jikalau Rair di cap pecundang, karena dia juga sebenarnya tidak memiliki cukup nyali dan cukup kekuatan untuk melawan anak tingkat dua.