"Jangan hanya pintar, Asak. Tapi bumbui dengan kelicikan."
Pemuda dengan surai itu lagi-lagi menggeleng kepala, tidak percaya akan apa yang telah adiknya katakan. Asak memang selalu tahu bahwa adiknya memperlakukannya dengan buruk, tapi tidak pernah menyangka akan seburuk ini. Bagaimana bisa seorang adik membiarkan kakaknya selama enam tahun mengalami perundungan dan penghinaan lantaran gelar Azmata gagal, dan lebih parahnya lagi adiknya yang menjadi dalang dari semua teriakan dan perlakuan buruk yang Asak dapat selama ini.