"Apa aku benar-benar merepotkan?"
Rair mendengar semuanya, keluh kesah pemuda yang kini bangun dari posisi tidurnya dan menatap dirinya dengan wajah terkejut. Rair sudah masuk ke dalam kamar asrama Sekolah Menengah Kosong miliknya dan juga pemuda itu sedari tadi, berdiri di depan pintu layaknya patung seraya mendengarkan segala isi hati yang sebenarnya Rair tahu karena dirinya dan pemuda itu seperti memiliki koneksi batin nan tak kasat mata.
"Apa aku keterlaluan?" tanya Rair seraya menatap pemuda itu dengan sendu.