Chereads / I SIMPLE SURVEY / Chapter 9 - Cadangan Waktu yang Tersisa

Chapter 9 - Cadangan Waktu yang Tersisa

"Cepat. Kau harus segera membayar denda rental videomu. Makin lama kau menundanya,

dendanya makin besar, jadi tolong segera dibayar."

Gadis pekerja paruh waktu itu berbicara padaku melalui telepon dengan nada

meremehkan. Aku sedang menyiapkan beberapa sentuhan akhir sebelum menyatukan

semua persamaan-persamaan ini, jadi aku tak bisa diganggu sama sekali. Di masa

sekarang dimana sebuah PC biasa bisa menembak suatu misil yang sedang bergerak

(dengan asumsi PC tersebut terhubung pada radar dan penembak misil), sepertinya konyol

sekali untukku menuliskan persamaan-persamaan di kertas, tapi simulasi komputer super

juga membutuhkan waktu yang sangat lama. Karena itu, aku ingin semua perhitunganku

sudah sempurna sebelum menjalankan simulasi di komputer.

Tapi, denda keterlambatan rental video itu juga sepenuhnya salahku, jadi aku tak bisa

mengeluh. Dan lagipula, aku masih tak beranjak dari sentuhan-sentuhan akhir persamaan

itu selama dua minggu ini.

"...Begitu. Jadi dendanya sudah menumpuk sejak tanggal kembalinya lewat, ya."

"Jangan pura-pura lupa. Segera saja kau bayarkan. Kau insinyur yang berurusan dengan

cadangan-cadangan waktu, kan? Kau pasti orang kaya. Kalau tidak begitu, tak mungkin

kau memaksa mencari cakram kualitas tinggi di masa rental digital seperti sekarang."

Data-data di cakram tak lain dan tak bukan adalah kumpulan sinyal digital, jadi dapat

dikirimkan melalui internet dengan mudah. Tapi, jika ukurannya terlalu besar, maka

jaringan internet akan cepat penuh dengan banyaknya orang-orang yang

menggunakannya. Karena itu, pasar film telah dibagi menjadi versi internet yang

kualitasnya rendah tapi dapat diperoleh dengan cepat, atau versi cakram kualitas tinggi

yang resolusinya luar biasa besar tapi perlu waktu untuk mendapatnya.

Namun, yang aku sewa adalah keluaran ulang dari satu film horor lawas, jadi data aslinya

sendiri sudah penuh dengan gangguan.

"Aku hanya lebih nyaman menggunakan media fisik. Anggap saja aku orang yang

ketinggalan jaman."

"Meskipun kau berurusan dengan cadangan waktu yang benar-benar digital?"

"Cadangan waktu, ya."

Mesin waktu telah diciptakan dengan mudah.

Semuanya berawal dari penemuan suatu fenomena saat peneliti menyelidiki hubungan

antara angin solar dan aurora. Sama seperti Einstein yang merasa lega dengan

ditemukannya neutrino, fenomena ini tentu akan membuatnya kebingungan sekali lagi.

Semua ini adalah fenomena alam yang berhubungan dengan identitas asli UFO yang

dilihat orang dari dulu hingga kini.

Tapi, mesin waktu memiliki bentuk seperti sarung tangan tebal yang diselimuti berbagai

kabel. Sarung tangan itu bisa membuatmu mengambil dan menggerakkan benda di "masa

lain". Sarung tangan itu tak lebih dari sebuah antarmuka saja. Nyatanya, satu set

amplitudo gelombang digunakan untuk memberikan tekanan pada koordinat target. Di

"masa lain", mungkin ia akan dianggap seperti poltergeist atau sejenisnya.

Pertanyaan yang tersisa selanjutnya adalah bagaimana menggunakannya dengan benar.

Untuk sekarang, persetujuan antarnegara hanya memperbolehkan sejarah diubah "untuk

kebaikan semua orang", dan harus benar-benar diperhatikan supaya tidak sampai

memberikan tekanan yang terlalu besar pada sejarah.

Itu berarti mesin waktu tidak dapat digunakan untuk mencegah Perang Dunia atau untuk

menyelamatkan banyak orang sebelum bencana besar.

Namun, ada alasan lain selain persetujuan itu mengapa hal-hal seperti itu tidak dapat

dilakukan.

"Kita tidak bisa melakukannya seluas yang kita mau. Itu tak mudah. Karena kita hanya

bisa mengubah sedikit saja sampai tak perlu memberikan tekanan terlalu besar pada

sejarah, maka 'masa' yang bisa kita tuju terbatas pada titik-titik kecil saja. Karena itulah

mereka disebut 'cadangan'."

Kumainkan pulpen di tanganku sembari aku berbicara, dan dapat kudengar tempo suara

gadis itu menurun. Rasanya tak berbeda jauh dengan mahasiswa yang mendengarkan

kuliahku di kelas.

"Hmm...bagaimanapun juga, bayaranku tak akan berubah, jadi kurasa aku bisa sedikit

bersantai dan ngobrol," kata gadis itu. "Waktu yang sudah diutak-atik seseorang tidak

akan bisa diubah lagi, kan? Katanya itu menyebabkan titik-titik cadangan waktu semakin

mengecil."

"Ya, tapi kita tetap tidak bisa mengabaikan cadangan-cadangan waktu ini. Lagipula,

sumber daya yang tersedia di masa kini sudah sangat menipis. Kalau kita tidak mengubah

masa lalu untuk menurunkan laju eksploitasi sumber daya, manusia akan punah tak lama

lagi."

Tanganku kembali menuliskan beberapa rumus, lalu mencoretnya dengan dua garis,

mengulanginya sekali lagi, lalu meremas kertas yang baru saja kupakai, dan

melemparkannya ke tempat sampah. Lemparanku sudah tepat sasaran, namun bola kertas yang kulempar menabrak gunungan bola-bola kertas yang sudah ada di tempat sampah

itu. Gunungan kertas itu rontok dan bola-bola kertas berjatuhan ke lantai.

"Lalu jumlah sumber daya yang dihemat di masa lalu akan datang ke masa kini seperti

cadangan emas yang tiba-tiba muncul, bukan?"

Itu benar.

Namun, cadangan waktu bukanlah teknologi ajaib yang dapat menghasilkan sumber daya

dan kekayaan yang tak terbatas.

Masyarakat umum menganggapnya seperti itu, tapi itupun sebenarnya hanyalah

manipulasi informasi yang dilakukan untuk menghilangkan ketakutan masyarakat akan

sumber daya yang akan habis.

Majalah-majalah murahan dan forum-forum internet biasanya tidak dapat dijadikan

sumber berita yang dapat dipercaya, namun kadang-kadang, apa yang mereka katakan

sebenarnya tepat sasaran.

"Kau berpikir kenapa aku tidak dapat membayar dendaku meskipun aku berurusan

dengan cadangan waktu, kan?"

"Seharusnya, itu yang kubicarakan."

"Jumlah dari titik-titik cadangan ini semakin lama semakin sedikit. Jujur saja, aku sendiri

kesulitan menemukannya."

"Eh, apakah masalahnya separah itu? Bukannya panjang sekali waktu yang sudah dilalui

manusia? Seharusnya ada banyak sekali titik-titik waktu…"

"Yah, apa yang kau katakan tidak salah, sih. Namun, ada masalah yang lebih mendasar.

Cadangan waktu ini sebenarnya adalah cara untuk menyetel sejarah. Kau ubah sedikit di

sini dan di sana, lalu kau hemat sebanyak mungkin sumber daya sehingga kita bisa

menggunakannya di masa ini. Namun, ketika manusia sudah dapat memanfaatkan sumber

daya dengan optimal, maka kita tak dapat menghemat apa-apa lagi."

"Apakah yang kau katakan barusan akan segera terjadi? Kedengarannya tidak baik."

"Masih ada beberapa waktu lagi sebelum itu semua benar-benar terjadi."

Tapi waktunya akan tiba jauh lebih cepat daripada yang dipikirkan gadis paruh-waktu itu.

"Tapi kalau memang sudah begitu keadaannya, kenapa tidak kita tinggalkan saja titik-titik

itu? Kita sudah tidak dapat menggali sumber daya dengan cara-cara biasa lagi. Kalau kita

tidak menggalinya dari masa lalu, manusia akan punah. Jadi, pada akhirnya, bukankah

kita harus mengubah sejarah lebih jauh lagi? Kita hanya perlu merubah sejarah secara

besar-besaran untuk mendapatkan titik-titik baru, bukan?"

"Kau mengatakannya seolah-olah itu semua tak ada dampaknya untukmu."

Lagipula, itu tak mungkin dilakukan.

Nyatanya, sudah ada beberapa orang bodoh yang mencoba melawan sejarah.

"Tak lama setelah mesin waktu pertama diselesaikan, semua orang segera mencoba

membuat diri mereka sendiri menjadi dewa atau raja. Ada juga penelitian untuk membuat

senjata waktu yang dapat menghapus suatu negara, agama, atau budaya dari sejarah.

Namun, semua usaha itu berakhir dengan kegagalan."

Tak ada yang tahu penyebabnya.

Aku sudah mengatakan bahwa mesin waktu adalah sepasang sarung tangan yang dapat

menggerakkan benda-benda seperti poltergeist.

Namun, ada benda yang dapat digerakkan, dan ada yang tidak.

Nyatanya, tanganmu akan menembus sebuah benda ketika kau berusaha

menggerakkannya dengan paksa. Tidak ada hubungannya dengan berat atau material dari

benda tersebut. Ada berbagai laporan dimana orang yang menggunakan mesin waktu ini

hanya dapat menggerakkan satu dari dua cangkir kopi yang identik. Masalah ini membuat

ilmuwan di seluruh dunia kebingungan.

Manusia tidak dapat mengubah sejarah lebih dari yang bisa dilakukan sejauh ini.

Masalah ini dikenal sebagai masalah Rebound Arrow. Karena siapapun yang bisa

menyelesaikannya sudah hampir pasti akan mendapat hadiah Nobel, maka cukup banyak

penelitian yang dilakukan tentang hal ini.

Itulah mengapa insinyur sepertiku harus mengubah fokus penelitian kami untuk

mendapatkan apa yang bisa diambil melalui celah-celah kecil yang masih terbuka.

"Dan ada satu masalah lain."

Sebenarnya aku berharap akan mendapatkan inspirasi ketika aku berbicara dengannya,

namun sepertinya aku sudah tak bisa berbuat apa-apa lagi ketika aku mulai mengharapkan

hal-hal semacam itu.

"Cadangan waktu yang tersisa memang sudah sangat terbatas, tapi ada satu hal lain yang

membuat kita semakin sulit mendapatkannya."

"Eh? Apa itu?"

"Kita tahu kapan sejarah telah berubah. Ketika kita bermain-main dengan cadangan

waktu, kita akan bisa melihat cadangan emas yang tiba-tiba muncul di masa ini. Sekarang

bahkan kita sudah benar-benar sadar bahwa tidak ada cadangan emas di tempat yang

sama sebelumnya."

"Tapi itu kan sudah bukan masalah lagi. Kita punya semacam pengaman untuk mencegah

orang-orang terjebak di perubahan sejarah. Seorang ilmuwan mendapatkan hadiah Nobel

untuk itu, kan?"

"Aslinya, yang ia temukan adalah semacam grafik. Perubahan-perubahan medan magnet

yang terjadi dicatat dan digambarkan dalam suatu kurva. Berikutnya, ia membuat rumus

dari kurva itu untuk menginterpolasi nilai-nilai di dalamnya. Lalu rumus itu dimasukkan

ke dalam perangkat-perangkat penyimpanan elektronik sehingga dapat dicari lebih

mudah. Dan di masa sekarang, kita sudah bisa membiarkan informasi-informasi seperti

itu ada di otak manusia, dan kita menyebutnya sebagai 'ingatan'. Kini kita tak perlu lagi

kembali mencari-cari data itu dari kondisi dimana kita melupakan semuanya."

"Kedengarannya bagus. Seperti sebuah kemenangan untuk umat manusia."

"Ya, itu jika kau ingin melawan waktu. Yang kita lakukan sekarang ini adalah

menggunakan perubahan yang kita buat di masa lalu untuk menciptakan sumber daya

yang bisa membuat kita tetap hidup untuk sementara waktu."

Aku menghela napas.

Aku sudah lama berhenti merokok, tapi kini aku masih bisa merasakan sesuatu yang aneh

dari nafasku.

"Jujur saja, kita mulai kesulitan untuk mengubah waktu sesuka kita. Jumlah objek dan

informasi yang tidak terpengaruh oleh perubahan sejarah telah mencapai satu batas

tertentu. Jika jumlah itu terus bertambah, sejarah tak akan berubah meskipun kita

memberikan perubahan pada cadangan-cadangan waktu. Bayangkan sebatang baja. Kita

masukkan batangan baja dalam suatu pelat karet yang sangat tebal supaya bisa kita tekuk

dengan tangan. Lalu kita tambah baja di dalamnya terus menerus."

Dengan jumlah cadangan waktu yang semakin saja, keadaannya sudah sangat buruk.

Tapi kini sejarah sudah semakin sulit diubah dan perubahan yang kita buat mulai tidak

berguna, bahkan pada cadangan-cadangan waktu yang tersisa.

"Jika kita tidak dapat mengubah sejarah sesuai kebutuhan kita, apakah itu berarti kita

tidak lagi dapat menggunakan cadangan waktu untuk menambah sumber daya yang kita

miliki sekarang?"

"Ya. Sudah sejak beberapa waktu lalu muncul gosip bahwa akan ada perang untuk

memperebutkan sumber daya yang tersisa."

Kami semua benar-benar tak berdaya.

Sumber daya di masa kini dan masa depan telah benar-benar habis dan kini bahkan kami

berusaha memanfaatkan sumber daya yang ada di masa lalu.

"Kedengarannya buruk."

"Keadaannya memang buruk."

"Lalu bukankah seharusnya seseorang mengubah sejarah untuk mencegah orang-orang

dan kelompok-kelompok yang sebelum ini telah membuang-buang cadangan waktu?"

"Kau cerdas juga. Memang itulah yang sedang kulakukan sekarang. Hampir tak ada

bedanya dengan ketika kita mempertahankan sumber daya untuk masa depan dengan

memaksakan pemikiran mengenai dampak lingkungan dari pabrik-pabrik dan industri

yang menghabiskan minyak dan membuang asap-asap hitam ke udara. Namun bedanya,

sumber daya yang sedang dipertahankan sekarang bukanlah minyak atau mineral jarang,

namun waktu itu sendiri."

"Kalau begitu kau harus bekerja keras, Tuan Insinyur."

"Aku sedang berusaha."

"Kau juga harus membayar denda rentalmu juga."

"Aku juga akan mengusahakannya."

Jawabanku mungkin sangat sederhana, tapi ada hal lain yang sedang kupikirkan.

…Bisakah aku mengusahakan semua ini?

Dalam rangka menghemat waktu yang tersisa, aku harus mengubah orang-orang yang

mengubah waktu. Kalau dipikir-pikir lagi, cara ini hanyalah berputar-putar. Seperti

menggunakan tenaga dari PLTU untuk memutar turbin dari PLTA. Jika aku tak berhati-

hati, yang kulakukan justru menghabiskan energi dan meninggalkan kita dengan lebih

sedikit cadangan waktu. Bahkan, melakukan hal ini justru melakukan yang seperti itu.

Inilah mengapa aku terus berusaha memberikan sentuhan akhir pada rumus yang ada,

tapi aku tak tahu lagi bagaimana cara menyempurnakannya. Insinyur di seluruh dunia

juga sepertinya menghadapi masalah yang sama. Kalaupun seseorang telah menemukan

caranya, ia pasti sudah mengadakan konferensi pers dengan mimik muka penuh

kemenangan di wajah mereka.

Dan, ada satu masalah lagi.

Masalah ini terus menggangguku, tapi tetap saja, aku sudah mengumpulkan denda rental

video sebanyak itu, dan aku harus membayarnya.

Lagipula, perhitungan kami menunjukkan bahwa cadangan-cadangan waktu akan

mencapai batasnya sekitar minggu depan. Kami harus menemukan solusinya dalam waktu

yang tersisa.