Chereads / Somebody Else / Chapter 3 - Part 3. Dianterin Agas

Chapter 3 - Part 3. Dianterin Agas

Tayler mengunyah bakwan buatan bunda yang murah tapi WUENAK. Pandangannya gak lepas dari Agas yang di nasehati abis-abisan sama Abay.

"Gak abis pikir gue sama lo. Mau nya apasih??"

"Di kasitau nembak yang ini, malah nembak yang itu. Di suruh putusin, malah minta nomer WA. Auu dahh Gas, capek gue!" lanjut Abay.

Agas hanya memutas bola matanya malas. Udah 30 menit tapi kotbah Abay gak selesai-selesai.

Tiba-tiba Gibran mengusap kuping Agas, "Udah napa sih Bay! Kesian kuping si Agas sampek panas gini lo ceramahin terus."

Abay mencibir tak terima, "Gak ngerti gue sama isi otak si Agas."

Agas melirik sebentar ke arah Abay, cowok itu membuka seragam sekolahnya dan menyisakan dalaman berwarna hitam.

Kebiasaan Agas kalo udah pulang sekolah.

"Kalo gak bisa ngasih cinta, seenggaknya si Faya jangan lo tahan."

Semuanya menoleh ke arah Tayler yang mengunyah bakwannya dengan tenang.

"Kecuali lo mau belajar buat cinta ke Faya." tambah Tayler.

Gibran sendiri yang mendengar Tayler mulai mengeluarkan kata-kata bucinnya langsung bersorak.

"Yaallah bwangg, kata-kata mu ituu lohh. Menyentuh hati sekali."

"Elah, kayak lo bener aja soal cinta." jawab Agas cuek.

Abay menyambar sambil menepuk-nepuk pundak Tayler, "Wesssss! Kalo masalah hati, Tayler jago nya. Noh liat si Tayler, cinta nya cuman buat satu cewek broo. Gak neko-neko."

Tayler berdehem bangga sambil mengangkat sedikit kerahnya mendengar sanjungan dari Abay.

Namun Megan dengan savage-nya langsung menyahut.

"Tapi nggak pernah di notice sama Aya."

"JIYAHHAHAHAHH." ledek Gibran dan Abay bersamaan setelah Megan mengucapkan hal itu.

Agas terkekeh geli melihat raut wajah Tayler yang berubah masam.

~~~

Faya kini memperhatikan Paul yang sedang menjelaskan jadwal latihan untuk PHSC (Prime High Sport Competition) nanti.

"Psstt! Feyy!" bisik Hanny.

Faya berdehem pelan tanpa menoleh. Mata nya masih fokus menatap Paul di depan.

"Lo beneran pacarnya Agas??"

Faya menoleh saat pertanyaan itu keluar dari Hanny. Gadis itu hanya mengangguk samar dan enggan memberi penjelasan pasti.

Hanny merengek pelan, "Kok bisa?? Ceritain gimana kejadiannyaaa."

Faya berdecak sebal saat Hanny mengganggunya. "Hanny gue lagi fokus. Jangan ganggu dulu."

Hanny mendadak cemberut, memandang teman ekskul basketnya ini sebal. Terpaksa ia harus menunggu Paul selesai menjelaskan.

--------

Faya memasukkan barang-barangnya ke dalam tas. Bersiap untuk pulang karna hari sudah petang. Sekolahnya udah mulai sepi.

"Feyyyyy!" teriak Hanny menghampiri Faya yang hampir sampai di gerbang depan.

Hanny menunggu Faya menjelaskan tentang Agas. Hanny itu orangnya emang kepo maksimal.

Faya menghela nafasnya pasrah, gadis itu duduk di pinggiran lapangan running track Prime High.

"Soooo???" ucap gadis itu menunggu penjelasan.

"Iya gue pacar Agas." ucap Faya malas.

Hanny bertepuk tangan riang, "Aaaaa jadi beneran kalo lo pacar Agasss??"

Faya menaikkan satu alisnya bingung, "Lo kok girang banget gue jadi pacarnya Agas?"

Hanny menghentikan tepuk tangannya, dan menoleh ke arah Faya. Gadis itu nyengir gak jelas.

"Iya hehe, soalnya kalo lo beneran pacarnya Agas berarti gue yang menang taruhan."

Faya melotot tak percaya, "Lo jadiin gue bahan taruhan?!?!"

Hanny melompat kaget. Tersenyum kikuk seraya menggaruk kepalanya. "Hehehe, iya Fey. G-gue taruhan sama si S-Sonya tadi."

"T-tapi bukan gue doang kok! Anak-anak yang lain juga gitu! Sumpah Fey, gue gaboong." ucap Hanny membela diri sendiri.

Faya menatap Hanny tak berkedip. Antara kesel, speechless, dan pasrah. Kabar dirinya yang jadian dengan Agas membuat seisi Prime High jadi gentar.

Dan hal itu memicu anak-anak yang lain untuk taruhan. Soal Faya yang beneran pacar Agas, atau enggak.

Hanny jadi ngerasa bersalah karna Faya jadi terlihat sedih sekarang.

"Sorry Fey."

Faya tersenyum sambil menggeleng pelan, "Gapapa kok. Itu resikonya kan?"

Faya bangkit sambil menyandang tasnya. Ini sudah hampir gelap, dan Faya harus pulang segera.

"Gue cabut duluan ya. Bye Hanny!"

Gadis itu berlari kecil sampai akhirnya keluar dari sekolah. Faya celingak celinguk memandang daerah sekolah yang sudah sepi.

Tanpa sengaja pandangannya tertuju pada warung yang tak jauh dari sekolah. Warung bunda!

Gadis itu sedikit berjinjit untuk melihat apa ada Agas atau tidak. Dan sepertinya nggak ada.

Faya mengeluarkan hp-nya, berniat memesan ojek online untuk pulang.

Untung aja ada ojol yang mau nyamber orderannya. Sekarang Faya tinggal nunggu deh.

Gadis itu memainkan ponselnya, bersenandung kecil agar tak bosan.

"Kok belum pulang?"

Faya tersentak kaget saat mendengar suara berat cowok. Gadis itu membelalakkan matanya begitu melihat Agas dengan motornya kini ada di depannya.

Faya mengedipkan matanya berkali- kali, "Hah?? Apa??"

Agas sendiri tersenyum lucu melihat ekspresi kaget Faya. "Kok kamu belum pulang??"

"Oo-ooh ini lagi n-nunggu o-ojol kok." jawab Faya terbata.

Gadis itu merutuki rasa gugupnya yang membuatnya terlihat konyol di hadapan Agas sekarang.

"Ojol?? Mana coba liat??"

Agas meraih ponsel Faya tanpa permisi. Membuat Faya kaget bukan main. Untung pacar kan, kalo nggak...

Kemudian Agas dengan sengaja meng-cancel orderan Faya. Membuat Faya mengeluarkan suaranya.

"Lohh Agas, kok orderan aku di cancel??"

Agas berdecak sebal, "Aku disini, trus kamu mau pesen ojol buat pulang gitu??"

Faya yang gak ngerti maksud Agas apa justru malah terdiam.

Kemudian cowok itu membuka tasnya dan mengeluarkan kaos hitam berlengan panjang dan sebuah topi dari sana.

Agas menyodorkan dua benda itu ke Faya, "Nihh pakek."

"Buat apa??" tanya Faya polos.

"Biar gak kedinginan. Buruan pakek, udah mau gelap nih." ucap Agas.

Faya hanya menurut dan langsung memakai kaos agas. Point pertama yang bisa Faya dapatkan adalah,

AGAS BAJUNYA WANGI MINTA AMPUN.

Mana wanginya bikin nyaman lagi.

Usai memakai kaos Agas, Faya segera naik ke atas motor. Tangan gadis itu bertumpu pada besi di belakangnya.

Agas menyadarinya dan berdecak sebal. Cowok menarik tangan Faya agar melingkar di perutnya.

"Eehhh, k-kamu ng-ngapain?"

"Aku itu pacar kamu, masa yang kamu pegang malah besi. Emang besinya lebih ganteng dari aku?"

Lagi-lagi kalimat tak terduga keluar dari mulut Agas. Tapi tanpa Agas tau, kalimat laknat yang keluar dari mulut manis Agas berhasil membuat Faya hampir pingsang di belakang.

Agas mulai melajukan motornya membelah jalan raya. Tak ada percakapan antara keduanya.

Faya hanya menikmati angin yang menerpa wajahnya bersamaan dengan memeluk Agas.

it's the best feeling ever!

Saat lampu merah, Agas menoleh sedikit ke belakang.

"Kamu udah makan belom??" tanya Agas.

Faya menggeleng pelan, "Belom.."

"Cari makan dulu yukk. Mau nggak??" 

"Terserah kamu aja." jawab Faya pelan.

Gadis itu sudah PW dengan posisinya sekarang. Agas yang melihat itu justru tertawa lucu. Kemudian melajukan motornya ke restoran pinggir jalan.

~~~

Agas sedikit menunduk untuk melihat wajah Faya yang tertutup topi miliknya.

"Enak nggak??" tanya Agas.

Faya hanya mengangguk seperti anak kecil, membuat Agas lucu sendiri. Cowok itu mengacak-acak gemas kepala pacarnya ini. 

Baru sadar kalau pacarnya ternyata seimut ini. Selalu membuatnya gemas.

"Makan yang banyak."

"iyahhh."

Tak ada percakapan lagi setelah itu, Faya fokus pada makanannya dan Agas juga.

Tapi tiba-tiba Agas teringat akan sesuatu, "Kamu tadi di sekolah ngapain?? Kok sorean banget pulangnya??"

Faya mendongak menatap Agas, "Ohh, lagi latihan basket.."

Agas menaikkan satu alisnya. Dia ketua atlet sekolah, tapi nggak pernah liat Faya.

"Baru masuk??" tanya Agas.

Faya menggeleng, "Udah lama kok. Dari kelas 10 udah masuk basket."

"Kok aku gak pernah liat kamu. Padahal aku ketua atlet sekolah lohh." ucap Agas terdengar sedikit kepo.

Faya sendiri tak tahu harus menjawab apa. Emang salah Faya kalo si Agas nggak pernah liat dia? Enggak kan?

"Mana aku tau.." ucap Faya terkikik geli.

Agas juga terkekeh jadinya, merasa kalo ucapannya emang gak jelas.

Faya melambaikan tangannya ke arah Agas. Mengucapkan terima kasih banyak karna udah mau nganterin sekaligus neraktir Faya makan malem.

"Sama-sama Fey." ucap Agas.

"Ohh iya. Ini baju kamu gimana?? Aku lepas aja yah--"

Agas mencegah Faya saat gadia itu hendak melepas kaosnya. "Gausah, simpen aja dulu. Kapan-kapan aja balikinnya."

"Udah kamu masuk gihh. Istirahat sana.."

Faya mengangguk dan membuka pagar rumahnya. Saat gadis itu sampai pada halamannya, Agas justru memanggilnya.

"Feyy.."

Faya menoleh, menatap Agas penuh tany

"I love you." ucap Agas lalu pergi.

"AAAAAA!! YAAMPUNN YAAMMPUNN!!!"

Faya melompat-lompat kegirangan sesudah Agas pergi dari rumahnya. Gadis itu geregetan sendiri.

Dan tanpa sadar menepuk nepuk pipinya, "Ini gue nggak mimpi kann??!! Gak mimpi kan sumpah??!!"

"AGAS BILANG I LOVE YOU KE GUEEEE YAALLAHHHH."

"MAMAAAAA, ANAK MU INI AMBYARRRR."