Kevin segera berlari tidak peduli dengan banyak mata yang menatapnya dengan rasa iba. Mengenakan pakaian pasien sudah pasti para pasien yang melihatnya juga pasti merasa iba.
"Fara … Fara …" teriak Kevin masih sambil berlari.
"Fara … Fara …"
Kevin berlari di antara lorong menuju taman di belakang gedung.
Sampai di sana dia tidak melihatnya.
Kamu, di mana Fara?
Batin Kevin dengan wajah khawatir.
Lalu dia berbalik setelah memastikan di taman belakang gedung Fara tidak ada di sana.
Kevin masuk lagi ke gedung utama, berjalan melewati lorong panjang ke arah sebuah ruangan VIP.
Saat dia lamat-lamat berjalan, Kevin teringat akan sesuatu.
Dengan cepat dia berlari lagi, tanpa disadarinya kalau ternyata kedua kakinya sudah baik-baik saja.
Apakah karena kekuatan cinta?
Tepat di depan pintu yang sedikit terbuka, Kevin bisa mendengar suara isak tangis.