Keluar dari taxi Adam berdiri lama di depan sebuah bangunan yang sudah lama sekali tidak dia kunjungi.
Jantungnya berdebar kencang setiap dia menatap Menara yang tinggi menjulang ke angkasa di depannya itu.
Gereja yang dulu sering dia kunjungi bersama keluarganya dan juga tempat dia bersembunyi dan mengadu pada sosok yang selalu membuatnya tenang setiap dia ada masalah.
'Bapa Hang, apa kabarmu?' dalam hati Adam, di sudut pelupuk matanya ada cairan bening yang ditahan sebisa mungkin.
Adam mengepalkan tangannya, berusaha sekuat tenaga agar dia bisa tenang dan menahan emosinya saat ini.
Adam tidak berhasil membendungnya, dia menangis.
"Adam …" suara yang dia kenali memanggil namanya.
Kedua kaki Adam seolah tidak bisa bergerak, ingin sekali dia berbalik tapi dia terasa berat.
Masih menunduk, Bapa Hang berjalan ke depan Adam.
"Kamu benar Adam." Senyum bahagia terpampang dari wajah Bapa Hang.
Adam mengangkat kepalanya, sosok di depannya sudah banyak berubah.
