Sebuah mobil sedan berwarna hitam dengan plat nomer L 10 N tengah membelah jalan utama di kota pahlawan yang terkesan lenggang, malam telah menyapa, mengepung kota yang tak pernah terlelap dalam bayang-bayang malam, gemerlap lampu menyorot dari berbagai arah menghujani tanah yang sewarna langit tanpa bintang, menggantikan sinar sang mentari yang hilang di telan malam di ufuk barat
Mata elangnya menatap awas setap kilas-kilas kejadian di tepi jalan yang tak jua lelah menopang mereka yang tetap mencari penghidupan dari selembar rupiah yang mereka peroleh di penghujung malam
Pemuda itu kembali memfokuskan pandangannya pada jalan yang membentang di hadapannya meninggalkan hiruk pikuk terotoar jalan yang kini berganti dengan kilasan segerombolan pemuda dengan motor-motor besar tengah berjejer dalam barisan yang panjang, menikmati secangkir kopi di tepian jalan dengan beralaskan tikar-tikar lusuh para pedagang minuman, mereka tampak asik bercengkrama satu dengan yang lain, tampak mencolok di atara para pedagang kecil, seakan ingin menunjukkan jika mereka berada di taraf yang berbeda, dengan tunggangan yang mereka jejer menantang setiap mata yang memandang
Pemuda itu menarik sedikit keatas sudut bibirnya dengan kaku, seperti senyum culas meremehkan, iya menarik tangannya untuk bersentuhan dengan hidung mancungnya yang pada dasarnya tidak terasa gatal, hanya refleks alami yang tanpa disengaja mengakar pada kebiasaannya saat memandang sesuatu dengan senyum culasnya
Sudut matanya menilik pada jam tangan mewah yang melingkari pergelangan tangannya yang tampak kokoh terbalut jaket lengan panjang sewarna malam
"5 menit lagi" bibir tipisnya bergumam dengan lirih
Kembali ia menekan pedal gas menambah kecepatannya, berharap tidak terlambat menghadiri undangan teman karibnya untuk berkumpul
~L.A~