Chereads / EMILY. / Chapter 7 - | Chapter. 6 || Meeting And Plan |

Chapter 7 - | Chapter. 6 || Meeting And Plan |

07.15 AM, UNDERGROUND BASECAMP,

PRIVATE FOREST, USA.

.

.

.

.

.

"Morning Sleeping Beasty.... How's your sleep? Full of nightmare?" sapa seseorang saat langkahku menginjak ruang makan pertama kali.

Membuatku menatap datar dan mendengus sebal ke arahnya. Dijawabnya dengan kekehan geli melihat pagiku sukses dirusak berat olehnya. Siapa lagi kalau bukan Husky?. Dengan tingkah menyebalkan dan tidak bisa diamnya, membuatnya dicap sebagai orang yang paling dihindari pagi hari. Sebenarnya ada apa dengannya yang selalu saja mencari gara-gara dengan orang lain dipagi hari?.

Langkahku yang tadi terhenti, kini dilanjutkan kembali. Menghampiri meja makan yang sudah tersedia beberapa makanan yang masih mengepul panas. Dengan semua orang yang ada disana. Blood, Blade, Husky, Logos.... tunggu dulu, dimana Death?.

"Kau mencari Death?". Ku balasnya dengan anggukan.

"Emm... sepertinya ia berada di dapur. Karena ini hari pertama kau sarapan disini dan sekalian menyambut kedatanganmu sepertinya ia ingin memasak..." ucapnya dengan jari yang bergerak cepat diatas keyboard. Menimbulkan suara ketikan yang cukup keras kala ruangan makan yang ada dipenuhi dengan keheningan.

Blade juga sama. Ia masih tetap fokus dengan laptop yang ada dihadapannya sejak aku memasuki ruangan itu. Berbeda degan Husky. Ia sedang memainkan ponselnya sambil tersenyum menjijikkan. Sepertinya ia sedang membalas pesan dari salah satu jalang dinightclub kemarin.

Tanpa pikir panjang, ku menduduki salah satu kursi yang berada disamping Blade. Melihatnya yang mengerjakan sesuatu yang sepertinya sangat penting. Saat ku lihat, ternyata ia sedang membajak sistem keamanan yang ku perintahkan kemarin. Ah! Aku lupa bahwa seharusnya kita berkumpul dan membahas tentang perencanaan. Tapi aku senang melihat semuanya memang berusaha keras seperti ini. Membuatku tidak merasa sendirian.

"Yes! Wohoo! I've got it! Guys I've got it!" riang Husky dengan sangat berisik. Bahkan ia sampai berdiri dan menonjok-nonjok udara saking senangnya. Membuat beberapa orang didalam sana berdecak kesal mendengarnya.

"What do you got donkey? If that doesn't important things... I'll explode all of your cars. Including LiLy" ancam Blood yang terganggu karena suara berisik Husky. Ya, Lily adalah salah satu mobil sport Buggati Veneno hitamnya yang sangat dia sukai. Bahkan sepertinya mobil itu yang membuatnya melajang hingga saat ini.

Mendengar setiap kata ancaman yang diucapkan Blood, membuat bulu kuduk Husky keremangan. Aku juga akan mengatakan hal yang sama seperti Blood jika hal yang ia ributkan adalah sesuatu yang tidak berguna. Sepertinya aku akan melakukan hal yang lebih dari sekedar meledakkan mobil-mobilnya. Mungkin aku akan meledakkan semua property saham dan beberapa gedungnya mungkin? Sepertinya itu lebih menyenangkan. 

"Kalian akan terkejut mendengarnya. Dan langsung saja memujiku dan mengatakan bahwa aku adalah orang yang hebat... Ha Ha Ha... terima kasih, terima kasih..." sombongnya sambil melambai-lambai layaknya aktor bintang film papan atas.

"Just say it you dump!" desis Blood yang sangat sebal melihat tingkahnya itu.

"Ternyata target kita memiliki meeting privacy dengan perusahaan Pamanku! Paman Lucas! Dan aku disuruh menggantikannya untuk meeting itu!---atau lebih tepatnya private dinner---Lihat! Aku hebat bukan?!" riangnya sambil memberi tepuk tangan untuk dirinya sendiri. Ku menyungging senyum kecil.

"Kerja bagus Husky" ucapku menatapnya senang. Ya, walaupun dia sedikit bodoh dan seorang bajingan... tapi dia memang bisa diandalkan.

Ia yang mendengar ucapanku, terlihat sekali menahan senyumnya yang entah kenapa ia lakukan. Walaupun ia tersenyum kegirangan dan bertingkah seperti orang gila, aku takkan menembak kepalanya jika ia sudah melakukan sesuatu yang berguna seperti tadi.

Tak lama, ku dengar deheman keras darinya. Terlihat sekali usahanya menetralkan kegugupannya yang entah kenapa itu. Lalu dengan perlahan ia kembali duduk dan berkutat dengan ponselnya.

Entah kenapa jika ia sudah memegang ponselnya, ia pasti dapat mengubah kepribadiannya. Seperti ia mengeluarkan jati dirinya jika ia sudah merencanakan dan melakukan sesuatu dengan ponselnya. Dan itu sungguh melegakan.

"Aku datang… kalian sudah menunggu lama?". Sebuah suara datang dari arah belakangku disertai 2 pengawal yang membawakan beberapa macam makanan yang ada ditangan mereka. Termasuk di tangan Death.

Kedatangannya membuat semua wajah menoleh ke arahnya. Menarik perhatian dan fokus pada pekerjaan masing-masing. Bahkan wanginya makanan kini memenuhi ruang makan. Diletakkannya makanan tersebut sesuai urutan masaknya makanan. Ya, itulah kebiasaannya dalam memasak.

"Kau tau? Aku akan mati jika 5 menit lagi jika kau tak datang membawakan makanan. Yah… bagaimana lagi? Keberuntungan sedang melindungiku hari ini…" ucap Husky sambil memperhatikan satu-persatu makanan yang menarik perhatiannya.

"Jika kau datang 10 menit lagi Death, maka aku akan membelikanmu senjata terbaru langka mematikan yang ada di darkweb sebagai hadiahnya. Aku serius" sindir Blood sambil menatap tajam Husky yang selalu berisik tak tau tempat.

"Sudahlah… aku tidak ingin ada drama kucing dan anjing pagi ini…" lerai Death yang juga mulai menyuap makanan yang diambilnya. Diikuti dengan yang lainnya yang juga sama. Mengambil makanan yang akan dijadikan sarapan mereka masing-masing. Sepertiku, yang mengambil sepiring French toast dan Scrambled Egg untuk menuntaskan sarapanku.

Dan sesi sarapanpun dimulai.

Keheningan mulai menyebar setelah menyuarakan suaranya. Hanya denting sendok dan piring yang bisa sanding keheningan. Mereka semua terlarut pada pikiran mereka masing-masing. Memikirkan akan misi yang akan dilakukannya hari ini, cukup membuat mereka berpikir keras sebelum tidur.

Bahkan aku---Black---yang sudah tertidurpun kembali terbangun untuk menyiapkan berbagai rencana untuk mencegah berbagai kemungkinan yang bisa saja terjadi. Apalagi jika kemungkinan itu bisa membahayakan nyawa teman-temanku. Keluargaku. Aku harus dan sangat memikirkan segalanya matang-matang.

Saking terlarutnya dalam pikiran masing-masing, tak terasa mereka sudah menghabiskan makanan yang tadi penuh tersaji diatas meja. Membuat mereka tersadar dan saling memandang satu sama lain, terkecuali aku.

"20 menit lagi kita akan berkumpul ditempat biasa. Bawa segala hal yang sudah kalian persiapan tadi malam. Atau segala hal apapun yang dapat dijadikan sebagai usulan untuk plan kita. Bawa saja segala hal yang berguna ke sana. Kita pasti memerlukannya. Dan Aku tidak terima sesuatu yang tidak akurat".

Akupun bangkit dan berlalu menuju kamarku. Diikuti juga dengan yang lainnya. Mereka semua menegakkan kaki-kaki mereka dan melangkah menuju ruangan mereka masing-masing. Bahkan saat inipun pikiranku masih berkecambuk dengan berpikir. Ditakutkan ada begitu banyak hal lain yang ku lewatkan dan tidak ku ketahui dari lelaki yang menjadi target misiku saat ini. Berhubung kami saat ini menghadapi orang yang sama sekali tidak dapat diremehkan.

Pintu lift yang terbuka membawaku langsung memasuki ruanganku. Tidak bisa disebut kamar karena begitu banyaknya ruangan rahasia yang bahkan teman-temankupun tidak tau. Mungkin hanya Blood, dan itupun ia hanya tau satu dari lima ruangan rahasia yang ku miliki ini. Dan sisanya? Aku merancang dan membangunnya sendiri.

Langkahku membawaku mengambil beberapa denah dan berkas-berkas penting yang masih berantakan diatas meja. Membersihkannya dan merapikannya lagi seperti semula. Membawa barang-barang tersebut dan kembali turun ke bawah tanah ke tempat yang ku sebut saja tadi. Markas.

Baru saja pintu terbuka, ku lihat punggung seseorang beberapa meter dihadapanku. Dan sudah bisa ku pastikan ia adalah… Blood.

Memandangi papan yang terpampang jelas denah makan malam atau dinner meeting yang akan dilaksanakan oleh target kami. Denah sebuah kapal pesiar. Karena malam itu adanya pelelangan yang sering dikunjunginya, target mengajak Husky---atau Zach---melaksanakan makan malamnya disana.

Bukan alasan besar dengan mengatakan bahwa disana adalah tempat yang cocok untuk bertemu. Dan kamipun tidak keberatan sama sekali. Bahkan kami memiliki beberapa keuntungan untuk mencoba beberapa mesin teknologi keluaran terbaru yang baru saja dikembangkan oleh Blood.

"Memiliki beberapa rencana?". Suaraku sedikit mengejutkannya yang membuat punggungnya sedikit terjengit. Iapun berbalik dan memberiku sebuah denah lain yang dimilikinya.

"Ini lihatlah, coba kau perhatikan baik-baik…" ucapnya seraya menyodorkan denah. Ku ambil dan ku teliti dengan seksama.

"Ini… denah kapal itu?" tanyaku dengan nada ragu.

"Ya… tapi dengan anehnya denah yang terpampang diruangan ini berbeda dengan yang ku terima… dan juga, ada beberapa saluran tambahan baru didasar kapal. Membuat strukturnya sedikit berbeda namun sepertinya tidak akan mengubah tata letak jalan keluar yang ada… aku sedikit curiga dengan denah yang terpasang disini…" jelasnya sambil berkacak pinggang dan membenarkan posisi kacamata yang bertengger dihidungnya.

"Memangnya siapa yang memasang denah ini?" tanyaku.

"Aku". Sebuah suara membuatku dan Blood menoleh ke sumber suara. Perlahan tubuhnya melangkah dan mendekat ke arah kami.

"Darimana kau mendapatkannya?" tanyaku pada Blade. Ya, orang yang kini ada dihadapanku adalah Blade.

"Aku membajak sistem keamanan perusahaan yang melaksanakan pelelangan itu. Dan seperti biasa, aku tidak pernah meninggalkan jejak ataupun merusak sistem mereka". Matakupun beralih ke arah Blood. Ke wajah perempuan satu itu.

"A-aku mendapatkannya dari situs pelelangan darkweb yang ku punya. Dan tentu saja aku mendapatkannya dengan harga tinggi. Dengan jaminan yang memberikannya adalah orang dalam panitia pelelangan…" gugupnya saat mataku menangkap matanya.

"Dan kau sudah bisa memastikan itu siapa?" . Ku terus bertanya padanya agar dapat ku pilih denah mana yang asli. Tidak mungkin ada dua denah yang berbeda untuk satu tempat. Pasti ada yang tertipu dari salah satu mereka.

"Ya, dan yang menyebarkannya adalah kepala teknisi yang baru saja dipecat secara sadis karena sebuah kecelakaan. Dan tentu saja, dendam berperan andil disana…" yakinnya dengan menatap mataku dengan menggebu-gebu.

Terkadang aku heran dengan sikapnya yang sering membuat nya terlihat meragukan lalu tiba-tiba saja meyakinkan didetik setelahnya. Memang dia adalah anggota termuda dan terbaru yang masuk didalam tim ini. Aku memaklumi keanehannya. Tapi entah mengapa, aku merasa seperti ada yang disembunyikan.

Ku menghembuskan nafas berat. Dan memejamkan mata. Masalah macam apalagi ini?.

"Baiklah kita bisa mempertimbangkan hal ini secara bersama-sama saat penyusunan rencana … sepertinya mereka akan sampai dalam waktu----".

"Maaf terlambat!". Suara teriakkan menggema memotong ucapanku. Sudah bisa ku tebak siapa pelakunya.

"Kalian terlambat 2 menit. Dan itu waktu yang cukup banyak untuk merencanakan apa saja yang bisa kita lakukan disana" datarku yang sebal dengan kebiasaan terlambatnya Husky.

"Ah… maafkan aku teman-teman. Aku ada sedikit urusan tadi…" belanya seraya berjalan ke sisi Blood.

"Huh! Urusan dengan kasur maksudmu?" sinis Death yang hanya dibalas dengan menggedikkan bahu oleh Logos yang berada dibelakangnya karena mataku menatap bertanya padanya.

Dia sebenarnya memang sudah kemari tadi. Tapi aku memberinya tugas untuk membantu Death. Membangunkan Husky. Ya, malakukan hal itu kalian akan memerlukan bantuan jika kalian sudah merasakannya. Bahkan menembak target yang berlari lebih mudah daripada membangunkannya. Aku serius.

"Aku masih tidak mengerti kenapa kau tidur seperti orang mati. Sepertinya jika suatu saat kau tertidur dan kau dikremasi, kau akan terbangun saat kau dineraka nanti…" sebal Blood. Dan seperti biasa, Husky membalasnya dengan mengerling genit ke arahnya. Membuat bola mata Blood melotot tajam seperti akan keluar dari tempatnya.

"Baik kita mulai saja semuanya. Kita sudah terlalu meremehkan waktu yang terus berjalan. Jadi, bagaimana rencananya?".

Dan selama waktu berputar merekapun berkumpul hingga sebuah rencana sempurna hadir dihadapan mereka. Tanpa tau, sebuah perasaan bersalah hinggap disalah satu diantara mereka. Karena tau, misinya kali ini… adalah menggadaikan nyawa teman-temannya.

••••••