Mobil sport hitam itu parkir begitu saja dihalaman,tampak sosok Kenaan atau biasa disapa Ken keluar dari sana dan memberikan kuncinya pada maid disana.
Ken pulang dengan tampang tidak bersalah padahal tadi malam dia keluar tanpa meminta izin pada ayah dan ibunya dan malah sampai pagi ini.
Dia memasuki rumah bak istana miliknya dan melihat sekeliling,perasaannya was-was tapi tetap saja mempertahankan tampang yang selalu biasa saja.
"Ken!"
Ken berhenti,dia menghembuskan nafasnya kasar.Baru saja dia ingin memasuki lift menuju kamarnya,dia pikir tidak ada orang dirumah.
Dia menoleh dan mendapati ayahnya tengah menatapnya dari balik kacamata bulat miliknya dan didampingi ibunya yang juga tengah menatapnya.
Dengan malas Ken melangkahkan kaki mendekati orangtua nya,dan isi kepalanya juga tentu saja sedang memikirkan alasan yang akan dia ucapkan.
"Sawaddi khap." Ken mencoba memberi salam pada orang tuanya dan berharap dia tidak akan diomeli.Tapi tampaknya mereka tidak menanggapinya sama sekali tapi malah menatap Ken dengan tatapan yang membunuh.
"Darimana saja kamu tadi malam,huh?"
Ken gelagapan mendengar pertanyaan ayahnya,semua alasan yang dia pikirkan tadi tiba-tiba hilang begitu saja.
Ken memamerkan deretan giginya sembari berusaha menetralkan degup jantungnya.Astaga!Seperti dia sudah membunuh seseorang saja.
"Jadi Ken,darimana kamu?"ulang ibunya lagi mendapati Ken yang masih nyengir saja dihadapan mereka.
"Aku pergi mengunjungi temanku,dia baru saja kembali dari Jerman.Jadi aku membantunya menata ruangannya."jawab Ken yang bingung darimana dia bisa berpikiran mengatakan alasan konyol itu.
"Wah,bagaimana tanggapan orang lain jika mengetahui bahwa putra tunggal tuan Jacob menata ruangan dengan tangannya sendiri,apakah ayahnya sudah miskin sehingga dia tidak bisa menyuruh siapapun mengerjakan pekerjaan sialan itu?" ujar ayahnya "Lainkali pintarlah mencari alasan nak."sambungnya lagi.
"Katakan yang sebenarnya Ken,kau membuat ibumu khawatir semalaman dan sekarang kau kembali dengan aroma alkohol,astaga!"
Ken terkesiap,bagaimana ini?Bagaimana bisa ibunya mencium aroma alkoholnya dengan jarak yang tidak begitu dekat?
Dia menoleh pada wajah ayahnya yang tiba-tiba memerah.
Berpikir Ken,berpikir!Apakah kau akan menjawab dengan entengnya bahwa kau baru saja dari pesta miras dirumah temanmu?
"Aku hanya meminum sedikit saja saat sedang berkencan dengan seorang gadis!Ya,aku berkencan!"teriak Ken sambil mengangkat telunjuknya.
"Wah anakku yang tampan,lalu gadis mana yang berhasil membuat mata jelekmu ini bisa menoleh?"tanya ayah Ken yang sontak berdiri dan menepuk bahu anaknya.
"Oh itu rahasia ayah,kau akan tau nanti."jawab Ken bangga melihat ayahnya yang bersemangat seolah melupakan kesalahan Ken.
"Oh sayang,apa kau percaya padanya?"tanya ibu Ken tidak percaya melihat suaminya yang tiba-tiba berubah melunak dan mengajak Ken untuk naik kekamarnya untuk beristirahat.
"Apakah kau meragukan putramu ini?Hoohh,tentu saja jiwa jantan dalam diriku mengalir padanya."
Ken tersenyum penuh kemenangan dan pergi kekamarnya,hanya dengan mengatakan bahwa dia berkencan mampu membuat ayahnya bersikap baik padanya.
Sebegitu takutnya kah ayahnya kalau dia memiliki orientasi seksual yang berbeda dari biasanya?
Ayolah,Ken berupaya menjaga bentuk tubuhnya hanya untuk menarik perhatian dari para gadis,bukan untuk mengundang 'batang' lainnya.
Terdengar suara langkah kaki dari pintu,Ken menengok ternyata itu adalah sekretaris ayahnya.
Ken memandang malas padanya sebentar lalu kembali pada ponselnya.
Ibu dan ayahnya selalu membanggakan sosok sekretaris itu padanya dan bahkan kadang membandingkan mereka.
Usia mereka berbeda 1 tahun,Ken setahun lebih tua darinya.
Tapi dia sudah bekerja diperusahaan ayahnya,sementara Ken masih begitu-begitu saja.Tidak bekerja tapi gemar menghabiskan uang ayahnya.
Ken hanya belum siap untuk bekerja,bukan karena malas.
Ken menatap kearah layar ponselnya,dia tengah sibuk mencari gadis yang akan dia jadikan sebagai 'kekasih' untuk dia kenalkan pada ayahnya.Tampaknya ayah Ken begitu bersemangat begitu mendengar bahwa anak semata wayangnya memiliki kekasih sehingga dia ingin Ken segera memperkenalkan siapa gadis beruntung tersebut.
Sejak tadi sudah sekian banyak foto gadis dari Instagram dan rekomendasi dari temannya yang sudah dia lihat,tapi tidak ada satupun yang mampu membuat hatinya berdesir.
Ken mengerutkan keningnya,perasaannya tidak enak.Seperti ada seseorang yang tengah mengawasinya dari tadi.
Dia menatap kanan kirinya,tidak ada maid disana sehingga dia menoleh kebelakang,tetap saja kosong.
Ketika dia menoleh kedepan pandangannya bertemu dengan sang sekretaris yang tengah tersenyum jahil kearahnya.Ken menatap dirinya,sial!
Ken tengah duduk mengangkang kearah mereka,Ken terlalu sibuk dengan ponselnya sampai tidak menyadari hal itu.
Sontak dia memperbaiki duduknya dan kembali menoleh pada sekretaris tadi yang sekarang tengah tertawa kecil melihatnya.
Sialan!Ken beranjak pergi dari sana menuju taman belakang,Ken merasa malu.
Eh!Tunggu dulu,kenapa dia harus malu?Dia kan tuan rumah disana?
Tapi cara duduknya tadi jelas-jelas merusak image nya sebagai pria tampan yang berkelas.
Ah,persetan dengannya!Ken melanjutkan langkahnya menjauh dari ruangan itu.
"Ken"
Dia tidak menjawab malah sibuk menatap kearah lain membuat ayah Ken mengangkat pandangannya dari dokumen.
"Arkenda!"
"Oh,um.Ya pak?"jawabnya gelagapan
"Kamu terlalu banyak melamun anak muda.Aku tadi bertanya tentang pendapatmu pada event ini?"ujar ayah Ken sambil terkekeh.
"Oh maaf pak saya tidak fokus tadi."ujarnya sembari mendekat melihat berkas yang tuan Jacob sodorkan.
Dia membacanya sebentar lalu kembali menoleh pada arah tadi.Kemana dia?
Walau dengan rasa penasaran Arkenda tetap berusaha fokus pada pekerjaannya saat ini.
"Tim,aku lapar."
"Oh hoiii,apakah tuan muda sudah diusir dari rumah?"canda Tim dari seberang sana.
"Kamu dimana?Aku ingin makan sushi,ayo temani aku.Aku bosan dirumah."
"Au?Kau bahkan tidak bertanya apakan aku mau atau tidak."
Ken berdecak lalu mematikan sambungan teleponnya dan bergegas mengambil kunci mobilnya.
Terdengar sebuah notif masuk ternyata itu dari Tim
From : Tim
Jemput aku di Blue Bar,kau menggangguku saja.
Ken tersenyum puas,seperti inilah dia.Selalu mendapatkan apa yang dia inginkan dari sahabatnya ini.
Ken berjalan melewati ruangan tengah dengan santai tanpa menoleh kearah ayahnya.
"Hey Ken,mau kemana kau?"
"Aku ingin makan sushi bersama Tim."
Ayahnya mengangguk-angguk
"Kalau begitu bisakah kau antarkan dia pulang?"tanya ayahnya sambil menunjuk Arkenda.
"Hoooh ayah,kau bisa meminta supir mengantarnya.Aku buru-buru."ujar Ken menolak
"Kalian searah,apartemennya terletak disekitar restoran sushi."
"Aku tidak ingin kesana,aku ingin mencari restoran sushi lainnya."
"Jangan banyak alasan nak,kau tidak pernah bisa melewati restoran itu.Pergilah bersamanya aku tau kau akan kesana."
Ken melongo melihat ayahnya,apa gunanya dia menggaji supir kalau mengantar orang lain saja harus dirinya?
Ken menatap sekretaris ayahnya yang tengah menatap kearahnya.
"Ayo bro,bukankah kau tadi bilang buru-buru?"
Dengan kesal,Ken berjalan mendahuluinya tanpa berniat mengajaknya sama sekali.
Kalau kau ingin ikut silahkan,tidak mau yasudah,pikir Ken.