Selama makan siang, tidak ada pembicaraan sama sekali di antara mereka bertiga membuat Qia menjadi kesal sendiri. Padahal ia tadi ia sudah membuka pembicaran ketika makanan belum datang. Setelah satu persatu makanan datang, mereka tidak ada yang mau membuka mulut lagi. Sedangkan Qia, sedang kehabisan bahan untuk mengajak bicara mereka berdua. Qia sangat-sangat sebal dengan situasi seperti ini. Selesai dengan makan siangnya kini mereka menikmati secangkir kopi.
"Ah… enak banget," ucap Qia ketika ia menyeruput hot caramel lattenya.
Kenan dan Raka langsung menoleh mendengar ucapan Qia yang suaranya sedikit meninggi membuat beberapa orang menoleh ke arah meja mereka. "Kenapa?" tanya Qia bingung seraya menatap bergantian ke arah Kenan dan Raka.
"Jangan seperti itu," ucap Kenan dengan nada datar.
Qia memutar malas bola matanya mendengar ucapan Kenan, ia kemudian menolehkan kepalanya menatap Raka. "Bang, boleh tanya enggak?" tanya Qia menatap Raka.