"Aku tak pernah memintamu untukĀ Ā menjadi seperti yang lainnya, cukup jadi dirimu sendiri.Karna itu sumber kebahagianku. "
-Arga Aditya Adhitama-
----------------------------------------------------------------
"Gaaaa!"
"Argaaaaa!!"
Hening.
"Woyy lo dengerin gue nggak sih? "
Hening.
"Elah.Ini anak budeg apa gimana sih?"
Merasa jengah tak dipedulikan sama sekali oleh orang yang namanya sejak tadi diteriakkannya, membuat pria jangkung ini kehabisan kesabaran.
Kakinya memburu mendekati pria yang saat ini tengah bersender dibawah pohon rindang disudut lapangan SMA Angkasa Adhitama.
Bukannya menyahut,Pria ini malah tetap menatap kosong lapangan dihadapannya. Entah apa yang ada dipikirannya saat ini.
"WOYY ARGAA!! "
"Ck,Apaan sih ndra?" Dia bahkan tak menoleh kearah Andra sama sekali.
Kini matanya di alihkan kearah buku yang sedari tadi dipegangnya.
"Sok sibuk lo!Ā Tuh dipanggil anak anak,Diajak main basket"
Arga memutar bola matanya, malas.
"Udah deh!Ā Iya iya gue tau kok lo lagi gamau"
Kali ini Andra tak ingin memperpanjang masalahnya dengan Arga.Dia tau,berbicara dengan Arga hanya akan menjadi hal yang sia-sia.
Arga menaikkan bahunya lalu menurunkan nya kembali. Seakan bilang 'nah itu lo tau'
Lalu kembali pada bukunya.
Ingin rasanya Andra melempar anak ini jauh jauh dari bumi.Tapi apa daya? Hanya dirinya dan Arlan lah teman dekat satu satunya Arga disekolah ini.Kalo bukan karna kasihan, eh ralat.Paksaan, mungkin Andra ingin jauh jauh saja dari anak ini.
"Yaudah deh. Gue cabut dulu bro! "
"Hm" ucapnya kembali acuh.
--
Namanya Arga Aditya Adhitama, Putra tunggal keluarga Adhitama.
Menjadi pewaris satu satunya menjadikanĀ Arga banyak didekati orang orang yang secara keseluruhan hanya memandangnya karena materi.
Arga muak,
Muak dengan orang orang didekatnya yang kebanyakan memakai topeng.
Hal itu membuat Arga tak pernah peduli pada orang orang lagi. Perangainya yang dulunya bahkan sangat ramah, kini berubah tak acuh, dingin, bahkan cenderung angkuh.
Awalnya Arga tak suka, tapi apa yang bisa Arga perbuat?Ā Keadaan lah yang harus terus memaksanya menjadi 'ARGA' yang sekarang.
"Ga, udah siap tugas mtk belom? " Ucap Andra yang tadinya hanya menundukkan kepalanya, mengantuk mendengarkan materi yang diberikan guru sejarahnya pagi tadi.
"Udah,"
"Liat dong bro, hehe" Andra cengengesan.
"Enggak.Kan udah gue ingetin lo dari kemaren." Matanya fokus kearah novel yang sengaja dibawanya dari rumah.
"Yaelah Gaa.. Gue lupa sumpah. Kali ini aja dehh. Masa lo tega sih? " Andra merengek, memasang wajah sok imutnya yang malah terlihat menjengkelkan.
"Apaan sih?Ā Geli gue." Matanya menatap Andra sekilas, lalu kembali tak acuh.
"Kenapa sihh adek Andra sedih gini? " Arlan yang sedari tadi hanya memperhatikan tingkah kedua sahabatnya, kini memeluk mesra Andra.
"Kak Arga jahatt kakk.. " Andra kembali merengek, merapatkan tubuhnya pada Arlan.
"Aduhh cup cup cup.. Sini abang Arlan temenin."
Arga tak tahan lagi, sikap kedua sahabatnya itu membuat Arga mual sendiri. Secepat mungkin kakinya melangkah keluar dari kelas.
"Yahh pergi tuh Arga nya." Ucap Andra, tanpa mengubah posisinya sedikitpun.
"Jadi beneran mau gue temenin? " Arlan berucap, kedua tangannya kini memegang kedua pipi Andra.
"Idih! Najis! "
--
"Kak Arga!! "
Ahh..
Apalagi kali ini?
"Kak.."
Arga menoleh, gadis manis berambut ikal sebahu berlari lari kecil, mencoba merapatkan jaraknya pada Arga.
"Mmmm.. ii.. Ini buat kakak" Dengan malu-malu, gadis itu menyerahkan sebuah novel kesukaan Arga. Nampaknya seri itu yang terbaru.
"Buat apa?"
"Yaa.. Buat kakak baca dirumah. Aku tau kok kak Arga su-"
"Ga perlu.Bawa pulang sana." Arga kembali membalikkan badan.Tanpa sedikitpunĀ menyentuh barang pemberian gadis itu.
"Tapi kak... " Gadis itu kecewa,genangan air mata kini memenuhi kelopak matanya.
"Gue bilang bawa pulang ya bawa pulang! " Intonasinya meninggi, tanpa memperdulikan perasaan gadis cantik yang berada di belakangnya, kakinya melenggang cepat meninggalkan perasaan berkecamuk gadis itu.
Perasaannya mendadak berubah, moodnya berantakan.
Untuk apasih memberi Arga hadiah-hadiah tak berguna itu?Ā Yang ada hanya akan mengingatkannya pada gadis manis yang 10 tahun silam ditemuinya.
Gadis pertama dan satu satunya yang berhasil meluluhkan hati Arga.
Saat ini yang bisa menjernihkan fikiran nya hanya perpustakaan.Dengan cepat kakinya melangkah ke tempat favoritnya di sekolah ini.
Seperti biasa,saat ini perpustakaan juga sepi.Tak ada seorang pun terlihat disana.
Terkadang Arga sebal,kenapa disekolah yang luas ini ayahnya hanya membangun satu perpustakaan yang hanya sebesar ini?
Brukk...
Arga kaget,tubuhnya sempoyongan. Sebelum jatuh,tangannya refleks menarik sebuah gantungan dari tas seseorang yang barusan menabraknya.
Setelah benar benar jatuh, kepalanya menoleh ingin melihat siapa yang baru saja menabraknya itu.
Cewek?
Dengan agak kesusahan Arga bangkit menyeimbangkan badannya.
"Cewek aneh.Bukannya minta maaf malah langsung pergi."
Arga sadar,ada sesuatu yang barusan terambil olehnya dari tas gadis itu.Saat dia membuka genggaman tangannya. Yang terlihat disana adalah gantungan tas berbentuk harum manis.
"Harum manis?Ā Harumm.. "
Kringgg...
Baru saja Arga ingin bersantai di dalam perpustakaan,bel pergantian pelajaran harus memaksanya untuk kembali ke kelas,
Gue mikir apa sih?
Arga terkekeh sendiri.Setelah memasukkan gantungan nya ke dalam kantong celananya,Arga segera melenggang ke kelasnya kembali.
Di perjalanan menuju kelasnya, tak jarang para junior kelas yang dinominasikan para siswa perempuan mengelu elukan Senior mereka yang terkenal dengan sifatnya yang sulit ditebak,tapi memiliki wajah rupawan itu.
Apalagi Arga yang notabene nya merupakan pewaris satu satunya keluarga Adhitama, pasti memiliki pengagum yang tak terhitung lagi jumlahnya.
Siapa yang tidak ingin menjadi pendampingnya?
"Ren,Arga tuh"
Gadis yang dituju itu menoleh,tak ingin menyia nyiakan kesempatan emas yang tak setiap saat datang itu.
Renatha Quenby Pradipta,
Cantik,juga kaya raya.Gadis cantik yang nyaris sempurna.
Penyandang 'Ratu' di SMA Angkasa Adhitama itu merupakan gadis tercantik disekolah mereka.
Renatha merupakan bagian dari masa lalu Arga.Orang orang setuju bahwa pada masanya, mereka adalah pasangan yang paling sempurna di SMAĀ Angkasa.
Tapi sayangnya, hubungan mereka hanya bertahan sebentar saja.Entah apa alasannya.
Pengagum Arga dan Renatha sempat kehilangan semangat saat mereka memutuskan untuk menjalin hubungan, namun mereka kembali mendapatkan kepercayaan diri tatkala mendengar berita Arga dan Renatha memutuskan untuk berpisah.
Renatha berjalan lalu berhenti tepat didepan Arga berjalan.
Pria itu heran,lantas menaikkan sebelah alisnya.Seakan mengatakan 'Ada apa?'
"Tumben lewat sini? Lo abis darimana?"
Arga heran,untuk apa perempuan ini menanyakan hal seperti itu?
"Perpus."Ucapnya singkat
"Ohh.. Ngapain?"
"Bukan urusan lo." Tanpa fikir panjang, Arga langsung meninggalkan perempuan tidak jelas ini.
Renatha melongo, bisa bisa nya dia tidak diperdulikan sama sekali.
Arga lah satu satunya cowok yang bisa mengacuhkannya seperti ini.
"Kok buru-buru amat tuh si Arga?" Reya berkata setelah baru saja menghampiri Renatha
"Haa?Ā Nnggg.. Itu dia lagi ada urusan dikelas katanya."
"Oohh" Reya ber-oh ria.
Renatha hanya bisa tersenyum kikuk.
Jangan sampai reputasi nya hancur gara gara Arga.