Chereads / Andreas Pratama / Chapter 4 - 3||penguntit.

Chapter 4 - 3||penguntit.

Panggilan kepada ADEVA  VIONA,SEGERA KE RUANG GURU DIPANGGIL GURU BK,SEKALI LG PANGGILAN KEPADA ADEVA VIONA SEGERA KE RUANG GURU DIPANGGIL GURU BK"ucap salah seorang guru menggunakan pengeras suara.

"Eh kampret ada masalah idup apalagi sih gue sampe ke ruang guru mati gue"kata Deva kini ia gelisah ntah perbuatan apa yang sampai ia harus masuk ruang guru.

"Hahaha tak tahu kena marah cikgu besa"kata Viola dengan menirukan suara khas serial kartun Upin dan Ipin.

"Lah kok cikgu besa sih goblok?"tanya Cia.

"Bener donk kn Bu Fitri badannya besar"kata Angel seketika tawa mereka pecah karna perkataan Angel."udah positif thinking ajh dl Va"sambung Angel yang di angguki oleh teman-teman yang lainnya.

Deva kini berjalan keluar kelas untuk ke ruang guru memenuhi panggilan tersebut dengan menghembuskan nafasnya dengan kasar.

Tok-tok-tok!

"Eh Viona Ibu minta tolong ya ambilin berkas-berkas soal Ekonomi ujian tahun lalu di gudang ya"kata Bu Fitri.rasanya Deva ingin skali membantahnya namun, bisa-bisa cap sbagai anak teladan dihapus dari dirinya.

Deva pun berjalan menuju arah gudang melewati beberapa kelas yang sedang belajar maupun jamkos

Saat di gudang Deva langsung mencari berkas-berkas yang dia inginkan saat khendak keluar dari gudang.

BRAKK!!

Terdengar suara meja jatuh dari slh satu tumpukan meja yang mulai rapuh Deva menghentikan langkahnya ia merasa ada yang mengikutinya,ia berusaha berjalan mendekati suara tersebut,menurutnya sangat janggal bila ada seseorang ditengah jam pelajaran malah bolos ke gudang.

Namun nihil,Deva tak menemukan siapapun disana hanya menemukan sebuah meja yang terjatuh dari slh satu tumpukan meja di sudut ruangan.

Saat ingin keluar dari gudang Deva merasakan ada yang mengikutinya dari tadi.

Sp si iseng banget gangguin,ya kli ada setan disini batin Deva.

Dengan secepat mungkin Deva bergegas lari meninggalkan gudang.

"Baru permulaan"kata seseorang dibalik tembok gudang ia tersenyum remeh saat melihat Deva yang ketakuttan padahal ia belum mulai sama Sekali.

Tok-tok-tok

"Bu ini berkas-berkasnya Bu"

"Ah ya,yasudah km masuk kelas gih nanti klo km kena marah blg ajh dsrh sm Bu Fitri td ambil berkas digudang"

"Ya Bu"Deva berjalan keluar dari ruang guru kembali ke kelasnya X1 IPS3.

Bugh!

"Aw sakit bego lu tuh bego apa gimana sih"kata Deva yang masih membersihkan pakaiannya yang kotor karna lantai sedikit licin.

"Lo lagi,ck!nyusahin emang"kata Tama perlahan menghilang dari tatapan Deva.

"Emang gitu tu anak ngeselinn,es batu,kutub Utara,btw dia pintu kulkasnya berapa pintu sih heran dah gue,kesel anjir emang najis tuh anak ih"gumam Deva.

DORRR!!

Ujar Bara lalu menyamai jalan mereka,Bara melihat wajah Deva di tekuk.

"Kenapa Dev?"Deva seketika berhenti lalu memandang Bara membuat Bara menjadi salah tingkah.

Seketika raut wajah Deva berubah menjadi serius.

"Bar,di gudang belakang ada setan ya?"seketika Bara tertawa membuat Deva bingung sendiri.

"Gila lo,dah lah mau ngasih berkas dulu gue"tanpa babibu Bara mengambil sedikit berkas yang dipegang Deva.

"Kalo pendek,berkas banyak minta tolong donk"

"Nyenyenye,YA YANG TINGI MAH BEDA"Deva berjalan lebih dulu dari Bara,Sedangkan Bara hanya diam.

"Salah gue ya?"gumam Bara.

Kali ini masalah cowok selain gak peka,cowok juga gak pernah tau salahnya dimana dasar cowok.