"Siap, Nad?" tanya Hermawan pada sang putri yang pagi ini benar-benar mampu membuat dia menitikkan air mata. Ya ... akhirnya anak perempuan satu-satunya yang keluarga Hermawan miliki akan sah diperistri orang!
Nadya hanya mengangguk pelan, tangan kirinya memegang bouquet mawar merah sedangkan tangan kanannya langsung melingkar ke lengan sang papa, sungguh ia benar-benar gugup setengah mati. Wajahnya sudah tertutup veil dan ia mulai melangkah di sisi sang ayah yang akan mengantarkan dan menyerahkannya secara simbolis pada lelaki itu.
Jantung Nadya berdegup kencang ketika semua hadirin menoleh dan menatap kearahnya, terlebih ketika laki-laki itu yang sialnya nampak begitu tampan dengan tuxedonya, sudah menantinya di depan altar. Nadya menghela nafas panjang, doanya hanya satu semoga dia tidak pingsan di sini, karena bagaimana pun ia belum pernah berada di posisi seperti ini sebelumnya.