Chereads / Looking for My Sister / Chapter 4 - Eps.3

Chapter 4 - Eps.3

Aku meneguk air liur ku untuk menenangkan perasaan ku sebelum aku meminta maaf.

"ma...af" sebenarnya ini kesalahanya, tapi sepertinya aku juga merasa bersalah Karena ini.

Nyuttt. Sekali lagi rasa nyeri kembali muncul dikepalaku. Hanya sesaat rasa nyeri itu muncul lalu tiba-tiba hilang sendiri.

Kemudian setelah berkata maaf tadi, aku melihat orang tersebut, namun dia hanya menunduk tanpa terlihat wajahnya yang tertutup oleh tudung di jubahnya.

Karena dia hanya terdiam, kukira dia tidak paham dengan bahasa ku jadi aku Mencoba untuk Meminta maaf lagi dengan bahasa internasional (b.inggris)

Tapi entah kenapa rasanya orang tersebut seperti mengeluarkan aura yang menyeramkan.

Tanpa sadar aku meneguk air liur ku lagi untuk membuatku tetap tenang.

"kau..." dengan suara yang pelan akhirnya dia mengatakan sesuatu

"kau...." Sepertinya dia memang bisa mengerti bahasa ku deh. Tapi kenapa dia mengulangi Kata itu lagi

"kkkKAAUUUUUUU!!!!!"kali ini dia mengangkat kepalanya dan menatap tajam ke arahku dengan ekspresi seperti ingin membunuh.

"Ok, dari tampang dan suaranya dia jelas-jelas perempuan, dan dari nada suara dan ekspresinya bisa dipastikan dia murka" Batinku saat mengamatinya dalam sepersekian detik sebelum ia melanjutkan kata-kata nya

"KAU MAU KUBUNUH HAH?! APA

"ini sih omelanya lebih parah dari adiku"pikirku yang teringat dengan omelan velly.

"ma, maaf" Karena sempat memikirkan velly disaat seperti ini, aku hanya tersenyum paksa sambil melangkah mundur menjauhinya.

Bukan untuk kabur, tapi untuk keselamatan telingaku.

Tap, set

"kau tidak akan bisa kabur. Akan harus menggantinya"gadis tersebut memegang kepala ku sambil menyeringai.

Sepertinya aku bergerak sedikit saja dia akan langsung menjambak ku nih.

"Apes deh"Aku menghela napas karena pasrah.

Dengan berat hati aku membuka dompetku dan mengeluarkan semua uang yang ada disana lalu menyerahkanya ke gadis tersebut.

"mata uang ditempat ini rupiah kan? Karena aku saja bisa berkomunikasi denganya"sesaat aku sempat memikirkan mata uang disini yang layaknya bukan di indonesia.

"Hah apa yang kau lakukan? Kau mempermainkan ku ya?"gadis tersebut akhirnya menjambak rambutku dan menyeringai.

"adududuh. Hei jangan dijambak, ini kan memang uang ku. Bukankah katamu minta ganti atas barang mu tadi?"balasku

"kau kira kau bisa menipuku dengan kertas tak berguna ini?! Cepat ganti rugi batu kaca ku ini!!"

Astaga gadis ini tidak ada bedanya dengan memalak orang. Akhirnya aku mengambalikan uangku ke dompet dan ganti mengambil kartu ATM

"ini, kau sudah puas. Ambil sesuai dengan harga barangmu itu"Sedikit berat mengambil kartu tesebut untuk diberikan.

Namun melihat batu yang kaca yang hancur tadi sepertinya isi tabunganku yang sedikit ini mungkin masih saja kurang.

"Kau tau? Mood ku hari ini sedang buruk, bisa-bisa nya kau masih mempermainkanku. Sepertinya kau lagi apes ya, karena hari ini aku membawa pedang ber..."

Endus

Gadis tersebut menghentikan kalimatnya, dan dia malah mengendus sesuatu?

"Ada yang aneh darimu"gadis tersebut menatapku dengan tampang heran.

"aneh bagaimana?"Akhirnya dia melepaskan tanganya dari kepalaku.

Sekarang ia malah memperhatikan ku dari bawah kaki sampai atas rambutku.

"ah iya juga, penampilanmu juga sangat aneh, kau siapa? Oh tapi bukan penampilanmu yang mengangguku"

Belum sempat kujawab dia langsung mendekatkan wajahnya padaku spontan aku mundur karena kaget.

Bahkan disaat itu, dia sempat mengendus bauku.

"hei... Bau nya samar-samar tapi aku aku seperti mengenalnya"gadis itu malah ngomong sendiri

Aku hanya bisa memandangnya heran dengan perbuahan sifatnta itu. Apa yang dia maksut memangnya dia kucing? Mengendus-endus seperti itu?

Nyutt

Astaga kali ini nyeri nya muncul lagi, tapi rasanya 3kali lipat lebih sakit dari sebelumnya.

Spontan aku memijat keningku berharap bisa reda seperti nyeri yang ku alami pertama tadi.

Tapi hasilnya nihil. Tidak seperti sebelumnya yang rasa nyerinya hanya bertahan sesaat. Entah kenapa kali ini tidak segera hilang juga

"hoy kau kenapa?"Gadis didepanku itu mengkerutkan dahinya, sepertinya dia menyadariku yg terlihat seperti kesakitan.

Aku masih berusaha menjaga keseimbanganku. Wajahku pucat danĀ  mengerutkan alisku karena rasa sakit dikepalaku.

Akupun memijat kepala ku dengan lebih keras supaya rasa sakitnya sedikit lebih reda tapi nyatanya tidak berefek. "kepala ku terasa ingin pecah"

Bruug

akhirnya aku tidak sanggup menahan rasa sakit itu, dan pandanganku menjadi gelap seketika.

Tbq...