Chereads / Aoi Bara / Chapter 1 - Hopeless Hope

Aoi Bara

DaoistjtgQvM
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 4.7k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Hopeless Hope

Aoi Bara (Hopeless hope)

By:Aoi Hana

Song Fuyu No Hanashi (Given)

*AoiBara*    

Aoi Bara "mawar biru" dalam filsofi Bunga ini menyimbolkan sesuatu yang sangat sulit untuk dicapai atau bahkan tidak mungkin bisa dicapai

Bunga ini biasanya digunakan sebagai kiasan untuk mewakili sebuah mimpi yang tidak mungkin jadi nyata.

Ketika panah cupid mengenai hati dua gadis yang sangat bertolak belakang

Hanna seorang gadis introvet yang sangat misterius .

Sedangkan Nayla Bukhoirussaida seorang gadis yang sangat populer periang

Apakah kehangatan dapat mencairkan kebekuan hati atau malah merengut dan mecabik-cabik jiwanya.

POV Hanna

2 Agustus adalah hari spesial aku selalu datang menemuimu mencurahkan semuanya hari dimana aku kehilangan semuanya seakan-akan separuh jiwa ku terenggut paksa

"Kamu pernah bertanya Sampai kapan aku mencintaimu lihat sampai sekarang aku masih melakukanya dengan segenap jiwa ragaku? "

Suaraku lirih sambil memeluk nisan Nayla nafasku memberat.

"Ketika seluruh dunia ku terasa membeku lalu ada seseorang yang mencairkannya kembali mengisi kekosongan besar dihidupku setelah kepergianmu, Tapi misteri kehidupan selalu adakan, Diakhir cerita jalan kami bersimpangan"

Aku Mengangkat wajah dari nisan nayla tersenyum hampa

"Apakah artinya aku mengkhianatimu?"

Maafkan aku yang terbunuh oleh rasa kesepian, Alvina mengulurkan tanganya dan merangkul jiwaku yang sangat rapuh

Kenyataannya... aku sangat membutuhkan sosok yang menemani perjalananku dengan membawa semua luka dari kehilanganmu.

Fuyu No Hanashi (Given The Season)

Omoi o daite ikiteru

Aku masih dengan perasaan ini

Mada tokenai maho no yona , Soretomo noroi no yona

Seperti sebuah mantra abadi atau kutukan

Tsumetai namida ga sore da itetsuite

Air mata yang dingin jatuh membeku dibawah langit

Dimanapun aku pergi kau ada disana Kau selalu ada dibenakku kau berada di semua hal yang aku lihat kemanapun aku pergi aku masih bisa mencium aroma mu.

Hanareta darekato darekaga ita koto

Dua orang yang selalu bersama hancur berantakan

Aku tidak bisa memaafkanmu begitupun dengan diriku

Tapi aku ingin dimaafkan.

Anata no subete ga katachi o nakushite mo

Bahkan jika segala sesuatu kehilangan bentuknya suatu hari nanti

Eien ni boku no naka de ikitekuyo

Kau akan selalu ada dalam diriku

Sayonara dekizu ni, Aruki dasu boku to

Meskipun aku tidak bisa mengatakan selamat tinggal kau akan selalu ada

Zutto issho ni....

Disini bersama ku...

End Song

Semua ingatanku tentangmu selalu menjadi penguatku penyakitku juga tambah parah ditambah kuliahku Juga putus di tengah jalan

Tapi aku bertahan sampai detik ini aku berhasil bertahan dengan situasi apapun dunia yang tidak bisa kamu lihat lagi akan aku lihat dengan mataku dan mewujudkan semua harapanmu.

"Dari mataku kamu sudah melihat Bali itu impian konyol mu aku sudah pergi kesana kamu merasakan dan melihat semuanyakan ?"

Air mataku tambah tidak terbendung lagi

"Aku rindu Nay sangat rindu hiks...hiks.. huuu..huuuuu... "

Aku terisak dan berteriak sekerasnnya di pusara Nayla sosok yang sangat rapuh ini hanya kamu yang pernah melihat nya sosok yang tidak akan pernah aku tunjukan kepada siapapun.

Dari arah pintu masuk pemakaman pelan-pelan berjalan seorang pemuda dengan wajah tertunduk menghampiri hanna, setiap tahun menjelang sore dia selalu kesini untuk menziarahi makam adiknya dan memaksa hanna buat pulang

"Ananda sudahlah ayo pulang sebentar lagi magrib nih , Padahal sudah 7 tahun berlalu ananda selalu disini seharian". Tegur Irsya sambil merangkul Hanna.

Aku mengangkat wajahku dan menatap abang Irsya lembut

"Abang Irsya maaf ya , Aku selalu kesini tiap tahunnya dan merepotkan abang hiks..hiks"

Jawabku lemah sambil terisak pelan aku bahkan yakin wajahku sangat memprihatinkan sekarang.

"Makanya kan abang tawarin ananda buat nikah sama abang saja kan abang Nayla versi cowok " Irsya nyengir lalu mengacak-acak rambutku seakan-akan perkataanya itu lucu

"Dasar gila mana mungkin yang sudah aku anggap seperti saudaraku malah jadi suamiku lagian abang sudah punya perjodohan sendiri yang disiapkan keluargakan ! "

Aku tertawa pelan ingin rasanya aku menjitak kepala abang Irsya yang kekonyolnya luar biasa ini.

"Ananda tau kan abang tidak pernah mencintai wanita abang Gay tentu tidak jadi masalah jika istri abang berusaha mengerti keadaan ini"

"Ummmm gimana yah ngomongnya? " Suara Irsya terdengar sangat lirih.

"Ananda pasti sangat mengerti dan membantu pelan-pelan buat bisa membahagiakan dan mencintai ananda sebagai istri "

Airmata Irsya mulai menetes dan suaranya kedengaran sangat lemah

"Semenyedihkan itukah aku sampai pantas menerima itu semua kalau alasannya hanya menjadikan aku kamuflase sebagai tameng dari masyarakat".

Aku menatap dingin mata Irsya lalu mencengkram dagunya kasar.

"Keluarga abang yang sangat agamis tentu namanya tidak boleh tercoreng" Jawabku dingin.

"tidak seperti itu Ananda bukan karena Ananda menyedihkan atau kelihatan menderita"

"Hmmm..lalu ?" Balasku ketus.

"Abang pasti tidak melakukan hal seburuk itu hanya sebatas kamuflase hubungan abang sama Hendri juga pasti abang akhiri"

Irsya menunduk menghindari tatapan mataku

"Begini loh abangnda ku tercinta kenapa harus akhiri hubungan sama abang Hendri?"

Aku menghelas nafas lelah lalu tersenyum

" Kalau abang nyaman dan bahagianya  bersama abang Hendri tidak perlu memaksa apapun dan menyiksa diri sendiri !"

Tatapan mataku melembut mengerti Irsya mengalami depresi karena tekanan keluarga nya yang semuanya sudah diatur dan ditentukan dan dia mati-matian menutup jati dirinya.

"Ananda maaf abang jadi plin plan dan berniat mempermainkan pernikahan dan juga menjadikan Ananda objek buat pembelaan diriku sendiri maaf abang hanya sangat bingung semuanya terasa buntu "

Irsya memeluk ku lembut airmatanya menetes sangat deras di bahuku

"Abangnda sudah lah ayo kita pulang pernikahan abang tinggal seminggu lagi kan sana cepat temui calon istri abang jaga dan bahagiain dia yah".Ucapku lembut

"Kalau abang memang belum bisa sama wanita lebih baik abang bilang sama dia baik-baik jangan pernah abang menyakiti wanita itu"

Aku mengecup pipi Irsya pelan lalu berlalu.

"Ananda tunggu masih ada yang mau abang omongin"

Suara abang Irsya terdengar meninggi sambil memegang tangan keras sampai memerah

"Apa lagi yang abang mau aku harus pergi sekarang ? "

Suaraku menjadi berat dan dingin seperti binatang buas yang merasa terusik jujur aku merasa sangat terganggu dengan situasi ini.

"kalau abang mau ketemu kamis aku pergi ketoko buku Gramedia di Pangkal Pinang sama papa"

"Iya terimakasih abang pasti akan menemui ananda juga harus langsung pulang yah"

Tanpa melirik Isrya sedikitpun aku langsung pergi secepatnya dari pemakaman.

flashback~

2 Juli 2010

Setelah lulus dari Sekolah dasar dengan nilai yang lumayan bagus pak Manto menyarankan aku masuk pesantren modern terbesar di sini

"Ananda, Bapak harap bisa melihat dunia luar dan kalau berada disini bukankah hanya menyia-nyiakan bakat mu, Ananda gadis yang cerdas dan pola pikir yang sangat terbuka "

Seru pak Manto sambil menepuk-nepuk puncak kepala hanna lalu menyisirkan jarinya lembut.

"Tapi siapa yang akan membantu bapak menjaga Warnet disini, Lagian uang darimana untuk bisa masuk pesantren pak ? " Aku hanya menangapi datar dan tanpa minat

"Masalah biaya biar bapak yang urus fokus saja belajar disana terlahir di tempat yang kecil tidak menjadikan Hanna lebih rendah dari anak-anak dikota "

Pak Manto tersenyum hangat memeluk ku lembut .

"baiklah jika Bapak berharap begitu aku akan berjuang dengan keras". Hanna nyengir

"Bapak akan mendaftarkan dan menjadi wali Ananda sekalian"

Aku menyadari betapa rinduku mendapatkan kasih sayang seorang ayah

Anak gadis yang tumbuh tanpa kasih sayang seorang ayah mengalami patah hati setiap harinya.

7 juli 2010

Aku sudah resmi menjadi santri di pesantren besar ini Al-islam terkejut dengan pembelajaran disekolah ku dulu yang tertinggal jauh butuh usaha yang sangat ekstra untuk mengejar ketertinggalanku

Menghabiskan waktu diperpustakaan sudah seperti kebiasaan mendarah daging bagiku hal yang paling aku sukai disini perpustakaan lebih besar dengan buku-buku yang jauh berkali-kali lipat dari perpustakaan daerah di wilayah ku dulu.

"Tapi sialan...Ada sesuatu yang mengusik ku kenapa gadis itu selalu mengikuti kemana pun aku pergi? "

Entah kenapa ini terasa mengerikan mengingat bukan sekali atau dua kali tapi gadis ini selalu mengikuti ku biarin aja lah

Lagian gimana ceritanya gadis populer yang merupakan anak pimpinan Pondok Pesantren ini jadi stalker mengerikan begitu sih .

Aku mau lihat sejauh apa dia mampu bertahan mengikutiku lihat saja nanti bakal aku buat dia kena batunya aku tersenyum dingin

Karena penasaran aku melirik sebentar ekspresi wajahnya Kelihatan sangat kaget melihat ekspresi ku barusan aku memang jarang menunjukkan ekspresi apapun pantasan dia kaget.

"Lihat dan tunggu tanggal mainnya, Siapa yang akan terjatuh dalam permainan rendahanmu itu? ." Ucapku lirih.

*To Be Continue*

Next Part POV Nayla

Cerita ini adalah fiksi kesamaan karakter atau kejadian baik yang masih hidup ataupun sudah mati semuanya hanya kebetulan belaka.~With Love Aoi Hana.