Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

ROMEO DARI NERAKA JULIET DARI SURGA

gunawan_suryana
--
chs / week
--
NOT RATINGS
2.3k
Views
Synopsis
Bukit Helstrom, tempat lahir Turdis Trigan Hevenzor

Table of contents

VIEW MORE

Chapter 1 - PENJAGA KEDAMAIAN

Pagi hari saat kemacetan mulai terasa di perempatan keempat. Kota yang panas dan berdebu. Turdis Trigan Salahudin Ryumi, selalu dipanggil Ryu, ia duduk termenung di konter telepon selular.

Tempat itu, konter penjualan telepon selular itu berada di pinggir jalan tidak jauh dari perempatan yang macet dengan lamanya kendaraan harus menunggu lampu lalu lintas menyala bagian yang berwarna hijau.

Ketika semua orang memiliki dan memang telah terbiasa menggunakan alat itu untuk sehari-hari. Dirinya yang juga sama, hanya kekurangannya ialah ia takpernah sama sekali mengganti alat komunikasi yang ia punya ke alat yang lebih canggih.

Kakaknya, Hardi Trigan yang membayarkan biaya untuk membeli telepon selular itu. Katanya hanya sebagai pinjaman, ia sudah beberapa kali berusaha menolak. Baginya selalu uang yang diberikan adalah sebagai pinjaman tapi kakaknya takpernah sepeserpun meminta lagi kembali.

Dalam gumam hatinya, ia mengeluh. "Itu yang bikin aku tidak nyaman. Kalau dihitung berapa juta Hardi suka kasih pinjaman. Kurasa aku malu, aku makin tidak nyaman sebab ia bahkan bukan kakak kandungku."

"Maaf, ini faktur jualnya. Untuk bayar pembelian bisa melalui petugas pembayaran." Suara menegur membangunkannya dari lamunan. Ryu mengangguk kemudian pergi untuk membayar barang yang akan ia beli.

Ia teringat kata-kata kakaknya, "kamu harus selalu ada kalau aku menghubungi. Ini uang untuk beli telepon itu, ingat telepon usangmu itu tidak perlu lagi kau gunakan. Kau harus selalu ada saat kuhubungi!"

Kakaknya, seorang agen rahasia organisasi taraf internasional yang identitasnya dirahasiakan sejumlah negara selain oleh negaranya sendiri. Saat ini menetap di Catnip Island menjadi pelatih agen-agen pemula. Hardi pernah meminta Ryumi untuk mendaftar sebagai anggota khusus bidang operasi sama seperti kakaknya dulu sewaktu pertama mendaftar.

"Kamu harus seperti aku, kalau kau ingin aman. Menjadi agen adalah bagian dari pencegahan ancaman bahaya karena kau terhubung dengan aku. Jika ada orang mengetahuinya kau takterlindung." Sahut kakaknya suatu hari, berusaha mengingatkan mengapa Ryumi harus menuruti apa yang diminta.

"Aku berlindung tidak pada apapun yang kakak minta, maaf jika jawabannya menolak. Kakak, tahun lalu sudah dicoba itu. Buktinya tidak sesuai persyaratan kompetensi seorang agen." Jawab Ryu. Pemuda itu memang pernah mencoba keberuntungan dan potensinya ikut serta di penerimaan menjadi seorang anggota organisasi.

"Baiklah, dugaanmu mungkin secara formal. Aku yakin kebijakan informal organisasi berkata lain, persiapkan saja dirimu. Suatu hari akan ada yang datang padamu." Sahut Hardi, perkataan itu muncul ketika Ryu tengah berkunjung ke satu tempat tidak jauh dari kota tempat tinggalnya.

Penjaga Kedamaian, itulah nama organisasi rahasia yang dimaksud Hardi Trigan. Terdiri dari orang-orang berkekuatan, kemampuan dan kecerdasan yang luar biasa. Mereka dipilih dan biasanya hanya orang-orang terbaik di bidang-bidang tertentu.

Sementara Ryu, hari ini seperti hari-hari biasanya selalu ada saja perasaan takmenentu. Seolah-olah ia diawasi dan dalam bahaya. Di tempat kuliah misal, ia selalu curiga kalau dosennya adalah seorang psikopat yang dibayar untuk mengawasi dan menantikan saat-saat yang tepat untuk melakukan eksekusi.

Braz Omaha, pria itu pernah duduk menghampirinya dan bicara berjam-jam di akhir perkuliahan tanpa lelah membicarakan nilai perkuliahan yang dipikirnya luar biasa. Tidak mengetahui seberapa benarnya nilai-nilai perkuliahan lainnya, ia mengoceh hal-hal itu seolah ia tahu.

Kejadiannya di hari ketika ia hendak memenuhi janji bertemu kakaknya di rumah panti asuhan. Pria itu takpernah biasa memperlakukan mahasiswanya baik selama ia menjadi pendidik. Braz takbisa ditanggapi biasa. Setiap kata, laku tidak mencerminkan ajaran perkuliahan. Karena pada akhirnya setiap kalimat terselip ancaman yang Ryu sadari semakin kejam.

"Ketahuilah, kau dan kakakmu itu hanya cerita lama." Bisiknya. Terakhir kalinya Ryu bertemu, terakhir dengan senyum bak perundung yang menantikan pertemuan selanjutnya dengan korban.

Entah apa maksud kata-kata itu. Ketika ia bicarakan itu pada Hardi dan bagaimana ia bisa merasa tensi cerita Braz yang terus berbicara ejekan serta emosi naik turun.

"Aku bawa komputer, lihat ini kita bisa tahu dari nama apakah dosenmu atau siapapun berbahaya atau ada peluang dia benar-benar seorang psikopat." Jelasnya sambil menutup pintu ruangannya.

Rumah panti asuhan selama ini hanya kedok supaya Hardi di kota tempat Ryu tinggal dikenal sebagai satpam penilai kerja keamanan gedung. Tidak ada setiap orang menyadari pekerjaan lain sebenarnya Hardi. Orang hanya tahu, Hardi datang tiap bulannya untuk penilaian pegawai keamanan.

Gedung pada awalnya hanya kantor pemerintahan. Di suatu waktu tertentu digunakan pertemuan khusus dari berbagai pihak berwenang dari banyak kalangan. Hardi tetapkan bahwa hari itu sesuai pesan elektronik ia akan menemui Ryu terkait tidak lulusnya ia masuk Penjaga Perdamaian berdasar syarat tertentu.

"Organisasi selama ini mengalami banyak masalah di dalam dan di luar. Kota ini juga telah jadi sorotan, coba sebut siapa nama orang yang kau maksud." Sahutnya, Hardi duduk di kursi dan di depannya kotak di atas meja kerja. Kotak itu menampilkan aneka cahaya dan kode-kode yang berbentuk huruf juga angka dari banyak bahasa yang asing tapi Ryu mempelajarinya dari kakaknya kalau itu bahasa yang biasa digunakan agen-agen khusus Penjaga Perdamaian saat berkomunikasi satu sama lain.

"Brazio Omaha, tiga bulan lalu dia ada sejak aku gagal ujian di Tempest." Jawab Ryu menuturkan curiganya pada orang-orang yang terbilang baru ia lihat di kota. Mereka muncul setelah ia pulang dari Catnip Island.

"Aneh, nama taktercatat di kelompok data." Hardi memeriksa lebih detail.

Ryu mendadak lemas. Kakaknya meminta jangan dulu cemas. "Besok kamu jangan dulu masuk kuliah."[]

Sore di halaman sebuah kedai. Pada waktu yang takterlalu larut di malam keempat Brazio setelah dihubungi atasannya. Perintah untuk terus mengawasi seseorang di sebuah universitas bukan kerja sulit.

Tapi pemuda yang dimaksudkan kini jadi jarang masuk kuliahnya. "Zio, ada apa denganmu? Takbisa kau bekerja seperti ini."

"Aku harus datang mencarinya. Tujuanku untuk menjaganya dari ancaman pemburuan atau brainwashing agensi lain yang mengetahui bahwa Penjaga Kedamaian sudah menolaknya untuk bergabung."