Dengan sekuat tenaga gadis itu berusaha menahan isakan yang sudah Ia pendam. Di depan pintu kayu berwarna coklat yang tak tertutup rapat terlihat gadis cantik dengan rambut setengah blonde tengah membekap mulutnya.
Oseane Maheswari, Si gadis dengan mata memerah yang penuh dengan genangan air itu tak tahu lagi bagaimana cara memperbaiki hati yang terpecah belah.
Tubuhnya yang mematung perlahan ambruk dan tak sengaja membuat dua insan yang berada di dalam kamar menoleh kaget. Keduanya tertegun melihat osean yang terduduk dengan air mata dan rematan kuat di sekitar dadanya.
Pertahanannya runtuh, Osean terisak hebat sambil sesekali memukul pelan dadanya atau mengerang keras agar sakitnya sedikit reda. Namun Ia salah, bukan mereda sakit itu malah bertambah.
Pelupuk matanya panas, kepalanya Ia tundukan dalam. Isakannya semakin kencang tanda bahwa sakitnya tak main main.
Lelaki yang ada di dalam kamar itu keluar bersama dengan perempuan yang jelas sekali Ia kenal. Mereka berjongkok, menjajarkan tubuhnya dengan osean.
Tangis gadis itu makin menjadi ketika si pria menggumamkan kata maaf berulang kali. Dengan berani osean menatap mata pria itu dengan nanar.
"Kenapa?" Gumamnya pelan. "Kamu tau kan ini menyakitkan?" Tanya-nya pada kedua insan itu.
"Hiks, bahkan kamu tau seberapa aku mencintaimu, tapi hiks." Osean menjeda kalimatnya dan lagi lagi Ia memukul kencang bagian dadanya. "kenapa kamu bisa melakukan ini?"
"Arghhh, hiks. Ini sakit sekali" Rintihnya lagi. Tapi lagi lagi Pria itu hanya menggumamkan kata maaf. "Maaf? Apa kamu pikir semua akan baik baik saja? Apa dengan itu aku akan kembali baik baik saja?"
Osean mengalihkan pandangnya pada gadis di depannya. "Kamu, kamu tau seberapa besar aku mencintainya. Lalu kenapa? KENAPA?." Teriaknya sambil menggoyangkan tubuh gadis itu.
"Kita sama sama wanita, bukan kah harusnya kamu tau bagaimana sakitnya ini?"
Sekali lagi Osean menatap mereka nanar, dengan lirih Osean lagi lagi bertanya "kenapa?" dan di sambut dengan isak tangis yang lebih besar.