Chereads / Pahlawan yang Terkutuk / Chapter 2 - chapter 2

Chapter 2 - chapter 2

Hari yang cerah tanpa awan, di kedalaman hutan rindang penuh dengan kicauan burung dan hewan-hewan kecil berlarian kesana kemari seakan menunjukkan menunjukkan sinbol kedamainan pedalaman.

Diantara itu semua Damar seorang bocah berumur 7 tahun berlumuran lumpur kering di sekujur tubuhnya ia saat ini sedang mengejar rusa jantan yang cukup besar, mata hitam legamnya yang menatap tajam seekor rusa yang berlari tetapi itu tidak membuat refleksnya terhadap rintangan yang di laluinya mengendur.

Damar yang mengejar rusa seperti memiliki mata ketiga berlari tanpa halangan, jika orang lain melihatnya ia tidak akan percaya kalau Damar adalah anak yang baru berumur 7 tahun.

"sial padahal sudah aku bidik dengan sempurna kenapa bisa meleset" grutu Damar.

Di sisilain di atas pohon yang cukup tinggi Bama sedang mengawasi apa yang anak angkatnya lakukan, daripada khawatir ia lebih terlihat menikmati apa yang Damar lakukan seperti melihat sebuah pertunjukan sirkus.

Bama sangat menikmati pertunjukan yang ada di bawahnya di karnakan ketika berburu, Damar bagus dalam bersembunyi di antara semak-semak dan menyamarkan keadaannya, tetapi hal lucu terjadi di karnakan ketika damar ingin melesatkan anak panahnya ia di kagetkan oleh kecoak yang yang cukup besar terbang ke arahnya.

Hal itu membuat Damar melompat dari persembunyiannya alhasil rusa itu pun kabur tetapi setelah mendarat Damar masih sempat menembakkan anak panahnya, sayangnya anak panah itu mengenai tanduk rusa dan tidak hanya berhenti sampai di situ, anak panah itu memantul mengarah pada damar, lebih tepatnya mendarat tepat di depan 'anak ayam' nya.

"hahaha....Damar kau anak yang lucu, aku baru tau ada orang yang memanah rusa tepat pada tanduknya" melihat Damar berlari menjauh Bama ikut bergerak turun dari pohon "apakah aku harus mengikutnya ya? atau aku tinggal saja minum arak?"

Bama pun melaju di antara dahan-dahan rindang dan menghilang di antara kumpulan daun, di sisi lain Damar sekarang mulai kesusahan mengejar rusa itu hingga ia pun mulai tidak fokus, akhirnya Damar mulai merasa pusing akibatnya ia tersandung akar pohon dan terjatuh sialnya tepat di depannya terdapat kotoran yang cukup besar dan wajahnya pun mendarat di kotoran itu.

"puih...sial kenapa aku harus menerima nasip sial ini" Dmar yang berusaha bangkit dan melihat sekitarnya.

"hmm...sepertinya aku kehilangan jejak rusa itu" kata Damar lalu diam sesaat "kenapa kau berbicara sendiri ya?"

---beberapa saat kemudian---

Damar kini memasuki hutan lebih dalam, jika bukan karna hukuman yang akan di berikan Bama ayah angkatnya ia sekarang pasti berada di tempat faforitnya untuk tidur atau memakan buah yang ada di sekitar tempat itu, tapi Damar juga masi berumur 7 tahun wajar jika ia ingin hadiah tersembunyi yang di sediakan oleh ayahnya.

Damar masih berjalan di hutan lesu karna ia di beri waktu berburu sampai matahari terbenam, tapi perasaan itu sirna di gantikaan dengan temuan jejak hewan ia kembali bersemangat di karnakan jejak hewan itu masih sangat baru terlebih lagi ada 2 jejak yang berbeda yang artinya ia berkemungkinan akan mendapat 2 hewan dalam perburuannya kali ini dan akan mendapatkan hadiah.

Tanpa pikir panjang damar berlari mengikuti jejak itu kali ini ia tidak berlari secepat ia mengejar rusa tadi untuk menghemat tenaganya,dengan semua ajaran yang di berikan Bama sebelumnya dia terus menyusuri jejak yang tertinggal, bahkan kini ia menemukan beberapa bercak darah yang masih hangat dan ia tau kini tujuannya semakin dekat.

Setelah lama melacak kedua hewan itu akhirnya ia mendengar suara perkelahian, dan taklupa ia bersembunyi di semak-semak hingga ia melihat sesuatu yang membuat matanya yang terbuka lebar, apa yang dia lihat sangatlah hal yang tidak biasa.

Terlihat jelas dengan apa yang ada di depan Damar, ia melihat seekor rusa dan seekor serigala sedang bertarung akan tetapi yang ia lihat bukanlah rusa dan serigala biasa melainkan hewan dengan kekuatan spirit, hewan ini berbeda dengan hewan biasanya karna keberadaannya yang sangat jarang di temui meskipun hewan semacam ini bukanlah hal yang langka.

Hewan spirit adalah hewan yang memiliki inti pada dirinya yang memebuat hewan ini memiliki kekuatan ataupun keistimewaan, hewan ini tercipta karena telah memakan tumbuhan yang mengandung kekuatan spirit atau mememakan hewan inti spirit lain pada kasus tertenntu bisa juga karna fenomena alam yang memaksa hewan itu beradaptasi secara extrime  seperti tersambar petir, masuk ke lava, cuaca yang extrime, dan bisa juga pada umur.

Pada kasus ini yang dilihat Damar adalah Rusa Alam, rusa yang memeiliki bulu hijau lebat dan beberapa bagiannya adalah daun hijau tanduknya tumbuh daun dan bunga yang membuatnya sangat gagah dan Serigala Rantai Neraka, serigala hitam dengan corak keabu-abuan dan benda yang keluar seperti semacam rantai yang keluar di sekitar kaki dan punggungnya membuatnya seperti hewan yang keluar dari neraka.

Saat ini kedua hewan itu sedang bertarung dengan dasyatnya membuat sekeliling nya porak-poranda, sementara Damar memilih bersembunyi ketakutan di karnakan pesan yang selalu di sematkan pada Bama setiap akan pergi berburu yaitu.

"ketika kau bertemu dengan hewan spirit, jika kau tidak yakin bisa menang maka larilah sekencang yang kau bisa"

Kata-kata bama yang kini terngiang pada fikiran Damar saat ini, akan tetapi ketika ia melihat dengan baik kedua hewan itu, ia menilai keduanya akan kalah dikarnakan keduanya terluka cukup serius hingga dalam fikiran Damar juga terbesit kata-kata.

"meskipun ada yang berhasil selamat aku bisa memanahnya dan membuatnya terbunuh dan ayah pastinya akan sangat bangga kepadaku"

Kedua kata-kata yang terus terngiang di fikiran Damar beradu dan hal itu membuat Damar melamun, hingga sesuatu memaksanya tersadar.

DUAR!!!

Suara ledakan dari semacam bola energi hijau yang mengarah pada Damar beruntung serangan itu tidak mengenai dirinya, tapi itu membuat semak-semak tempat persembunyiannya hancur di barengi dengan Serigala Rantai Neraka yang terlempar ke belakangnya beberapa meter jaunnya.

Kini posisi Damar berada di antara dua hewan spirit yang saling bertarung bersembunyi pun tidak ada gunanya karena sekali kau membuat hewan spirit marah ataupun bertemu hewan spirit karnifora hanya dewa atau takdir lah yang bisa menyelamatkanmu, namun sekarang Damar terjebak diantara dua hewan spirit yang sedang bertarung dengan sengitnya.

Tapi Damar tidak menyerah begitu saja, ia pun berdiri dan mempersiapkan panahnya dan memposisikan dirinya pada kedua hewan itu berada di samping kanan dan kirinya, kedua hewan itupun juga tidak bisa tidak mengacuhkan Damar.

"apakah kalian ingin membunuhku karna mengganggu pertarungan kalian?" kata damar santai

Grrr...

huumb...

"kalian hanya bisa menggeram ya, berarti aku bisa pergi dong" kepala damar kini sudah mengeluarkan keringat dingin tapi ia berusaha bersikap tenang "jika tidak ada jawaban aku pergi ya, da dah...."

Damar pun  mulai melangkah pelan kedepan, sementara mata kedua hewan itu tidak bisa fokus pada satu arah selalu bergantian pada damar dan musuhnya, namun kedua hewan itu masih belum menggerakkan tubuhnya yang penuh luka tetapi tidak ada tanda-tanda ingin mengakhiri pertarungan.

Semua menjadi hening dan keadaan sangat tegang, sementara Damar saat ini berada 1 meterdi tempat sebelumya ia merasa aman hingga ia menginjak ranting kering yang baru saja jatuh di depannya.

Kreak...

"ups" kata Damar dengan wajah yang memucat.

Ranting itu mengeluarkan suara yang cukup nyaring hingga membuat kedua binatang itu mengeluatkan jurusnya masing-masing, pada sisi Rusa Alam ia membuat bola energi hijau dengan garis-garis putih pada tanduknya yang berdiameter sekitar 4 meter dan melemparkannya ke depan.

Sementara di sisi Serigala ia mengumpulkan aura di sekelilingnya dan membentuknya menjadi sebuah bola kecil  lalu menelannya. kemudian tubuhnya membesar sesaat setelah itu ia menembakkan energi yang cukup kuat dari dalam mulutnya yang di arahkan di depannya diiringi dengan tubuhnya yang kembali seperti semula.

Damar yang melihat 2 buah energi besar datang mengarah padanya membuat wajahnya semakin pucat "apakah cerita ini akan berakhir?, padahal heroine ku belum muncul"