== 06.20 ==
"Oura?"
"Udah bangun belum nengg?"
"OURAA BANGUN NENG SEKOLAH!" Teriak mama nya dari luar pintu kamar Oura.
Selasa pagi, hari ke dua bersekolah di SMA Altair Averus seharusnya di sambut dengan antusias. Tapi berbeda dengan Oura, Oura tetap tertidur pulas. Ya, Oura tertidur di atas meja belajarnya saat sedang membaca buku malam tadi.
Tokk.. Tokk..
Tokk.. Tokk.. Tokkk..
"Nengg, Ouraa, kalo mau sekolah berangkat aja ya. Mama harus berangkat sekarang ada meeting penting, kayanya mama bakal pulang telat." Ucap mama Oura yang terburu-buru keluar rumah di ikuti suara heels nya yang berisik.
HOAAAMMMM..
Oura terbangun sambil menggaruk-garuk kepalanya.
Bukannya udah biasa mama pergi pagi pulang malem? Bukan hal aneh lagi kan buat aku. Oura membatin.
Drttt.. Drrrrttt...
"Hoaammm apaansih" Ucap Oura sembari mengambil handphone nya.
30 Missed call
Nay |
Oura pun membuka aplikasi WhatsApp sambil mengucek-ngucek matanya.
Acha : Ouraa bangun!! 40+ |
"WTF ANJIR?!" Ucap Oura sambil bergegas mengambil seragam dengan nyawa yang belum sepenuhnya terkumpul.
Incoming voice call
Meldi |
"OMAYGAT HAMPIR JAM 7 ANJIR MO MENINGGAL!!" Teriak Oura yang baru menyadari jika dia akan terlambat ke sekolah. Kirain bakal kaget karena di spam chat and call, sat~
Pagi itu Oura dengan cepat menggunakan seragamnya. Tanpa mandi, cuci muka, bahkan menggosok jigong nya pun tidak. Oura mengambil tas lalu berlari mengambil sepatu dan buru-buru mengunci pintu rumahnya.
"Basatt kalo pesen Gojek pasti lama ini" Ucap Oura yang clingukan keluar pagar mencari kendaraan umum.
Tak lama ada angkot berwarna hijau melintas.
"ANGKOT MANG!!!!" Teriak Oura sambil merapikan rambut dan seragamnya.
Oura berlari dan langsung masuk ke dalam angkot. Yakk nyeker, mantap bos. Karena takut semakin telat jadi Oura menjinjing sepatunya dengan niatan di pakai saat perjalanan.
"Huftt untung angkot ga terlalu rame jir" Ucap Oura sambil menggunakan kaus kaki kiri nya lalu terdiam.
Wait, Angkot sepi? BERARTI UDAH SIANG DONG ANJIR GUE SAMA SEKALI GA LIHAT ADA ANAK SEKOLAH DISINI. batinnya.
"Ya bodoamat lah yang penting udah otw"
Tangan Oura meraba-raba dan mengintip ke dalam sepatunya. Tapi tetap, tidak ada.
"Hah ini kaus kaki gue satu lagi mana dah. Apa jatoh? Atau ketinggalan?" Ucap Oura panique.
"HUAANYING KAN DI BALANGKEUN KAMARI KU AINGG" #RipOura
Ku menangis membayangkan~
"Kampet kenapa gue lempar sih kemarin kalo di pake sebelah kan kaya orang gila, fix." Ucapnya.
Akhirnya Oura memutuskan untuk melepas sebelah kaus kaki yang dia kenakan dan langsung memakai sepatu pendeknya dengan cepat.
"Kiri pak" Ucap Oura.
.
.
.
== 8.30 ==
"Tuhkan di tutup" Ucap Oura kesal.
Di sebrang sana terlihat guru piket dan satpam yang sedang mengobrol sembari mengawasi gerbang. Siap siaga untuk me-razia siswa dengan atribut tidak lengkap juga yang datang terlambat, Dan Oura melakukan keduanya. #SaveOura
"Kalo gue pelorotin rok gue dari lutut ampe mata kaki, kancut gue yang keliat. Kalo gue jalan ke sono begini, telanjang kaki dong, nyari mati! Ga ga, gue harus nunggu aman dulu baru nyelinap masuk" Oura bicara pada dirinya sendiri dengan mendebatkan ide konyol nya itu.
"HEY KAMU! KENAPA BERDIRI DISANA? MASUK!" Teriak guru piket yang ternyata sudah memperhatikan Oura.
"(Syukurlah di suruh masuk) Siap buk" Oura berlari melewati guru piket, berharap datang keajaiban sehingga guru itu tidak melihat kaki Oura yang tidak mengenakan kaus kaki.
"Lepas" Ucap tegas guru piket dengan ketus sambil menunjuk kaki Oura.
Oura terdiam dan menengok.
"Kaki saya buk?" Tanya Oura yang menunjuk dirinya.
"Lepas sepatu kamu! Kamu ini bagaimana, sudah telat, tidak pakai kaus kaki. Dan saya lihat atribut kamu kelas 10, Cepat ke kelas!" Ucap guru piket di iringi hujan lokal dari mulutnya.
Oura pasrah melepaskan sepatunya yang kemudian di rampas. Sepatu Oura di tahan hingga pulang sekolah nanti, Tapi ketika Oura hendak berjalan menuju kelas, Oura melihat sekumpulan siswa sedang ber-olahraga.
"Woaahh basket, seru tuh!" Ucap Oura sambil nemplok di pagar lapangan.
Oura sangat suka basket, namun dia tidak terlalu pandai di bidang olahraga. Oura sangat fokus dan terbawa suasana ketika siswa itu tidak juga memasukkan bola ke dalam ring lawannya.
"WOY REBUT DONG BOLA NYA"
"YAH ELAH MASUKIN WOY MASUKIN"
"BURUAN WOY CEMEN LO BURUAN!"
Oura terlalu antusias hingga tidak menyadari bahwa seluruh siswa sedang memperhatikannya. Seluruh siswa itu menyoraki Oura yang nampak heboh seorang diri, Tanpa sadar guru olahraga berdiri tepat di sebelahnya.
"Ekhem seru ya nonton? Apalagi saat jam belajar sedang berlangsung." Ucap pak Bayu, guru penjas XI Sosial 2
"Eh pak.." Balas Oura kikuk dan kaget.
Buset dateng darimana ini manusia. Oura membatin.
"Saya akan laporkan pada wakel karena sudah mangkir saat jam pelajaran sedang berlangsung. Nyeker pula kamu ini, nanti selesai olahraga bantu bereskan bola basket ke ruangan." Ucap pak Bayu yang se-dari tadi memperhatikan atribut bertuliskan X Sosial 1
Pak Bayu pergi menjauhi lapangan, Sementara Oura hanya pasrah dan menggerutu.
"Mampus, abis udah abis inimah. Anak baru, ga pake kaus kaki, telat pula, jadi babu lagi gue huftt kesel banget gue hari inituh hari yang sial bagi gu-"
Sebuah bola basket menggelinding dan berhenti di depan kaki nya. Oura segera mengambil bola itu dan menghampiri seorang siswa yang tampak kewalahan dengan bola-bola nya, dia berdiri membelakangi Oura.
"Kak ini bola nya, aku bantu ya soalnya tadi aku di suruh sama guru olahraga kakak" Ucap Oura sembari mengambil bola yang berserakan.
Siswa itu menoleh. Kaku, bisu, dingin, dengan keringat mengucur di pelipisnya. Siswa itu adalah Radja, Oura hanya diam membatu.
Awkward moment~
"Ikutin gue" Ucap Radja sembari berjalan melewati Oura yang masih membatu.
Jiwa Radja membonek dan berjalan cepat, Oura mengikutinya dari belakang.
"Simpen di sini dan itu kunci pintunya" Ucap Radja sambil menunjuk ke sebelah jendela lalu bergegas pergi.
Namun Radja terdiam dan memutar badannya sembari memperhatikan kaki Oura. Salfok sahabat, baru ngeh dia~
"Lo, nyeker?" Tanya Radja heran.
"Sepatu g-gue di tahan di pos satpam" Jawab Oura cepat dengan suara pelan.
"Oh" Jawab Radja yang kemudian berjalan meninggalkan ruangan, dan Oura.
?
"... GUE DITINGGAL? DEMI APA?!!"
Oura mengunci pintunya. Setelah melewati banyak drama pagi hari ini, Oura berjalan menuju kelasnya tanpa alas kaki.
.
.
.
== 9.30 ==
"Oh my god, cape gue capeee huft huftt" Ucap Oura sembari duduk di sebelah Acha.
"YAAMPUN OURAAA LO KEMANA AJA GUE NELPONIN LO CHATTIN LO GA DI BALES" Ucap Naya antusias.
"Ih si Oura bikin panik tau ga soalnya hp kamu aktif tapi ga ada respon" Ucap Meldi bertanya-tanya.
"Iya soalnya gue-" Oura tiba-tiba terdiam sambil merogoh kantong rok nya.
"HP GUE GA ADA JANGAN-JANGAN JATOH LAGI DI ANGKOT" Ucap Oura sangat panik.
"Di rumah deh, soalnya kalo di angkot atau di curi pasti ga akan nyambung pas di telpon" Jawab Acha.
"Iya sih bener, pasti di matiin ga sih hp nya?" Ucap Naya.
"Hufttt iya deh lega gue. Jadi tuh tadi ceritanya.."
Oura menceritakan tragedi mengenaskan yang menimpa nya pagi itu.
****
Nalakaya Radila as Naya : Teman sekolah Oura yang tomboy tapi bucin, cuek, namun sangat care dan selalu ada untuk teman-temannya. Naya satu kelas dengan Meldi, X sosial 3.
Meldina as Meldi : Sama seperti Acha dan Naya, Meldi adalah teman yang Oura kenal saat ospek sedang berlangsung. Di antara mereka ber-empat hanya Meldi yang mengenakan hijab, orangnya polos-polos mesum, namun sangat baik dalam hal mendengarkan.
****
"HAHAHAHAHAHAHA" Mereka semua kompak menertawakan cerita Oura.
"Ih seriuus, gue apes banget hari ini anjir mo nangis sahabat" Ucap Oura.
"Kamu harusnya bersyukur jangan banyak ngeluh Raa, Siapa tau besok-besok di suruh nyapuin lapangan pake bulu mata kan kita gatau" Meldi tertawa hingga matanya ber-air.
Acha dan Naya menyimak obrolan sambil tertawa puas.
**KRIINGGG KRIINGGG**
"Jir dah ah gue ke kelas dulu, udah bell nih" Ucap Naya.
"Iya nih udah bell kita ke kelas dulu ya Cha, Ra" Ucap Meldi sambil pergi ke luar kelas.
"Cha, sekarang mapel apa sih?" Tanya Oura pada Acha.
"Mtk deh kalo ga salah" Jawab Acha.
"Tuh kan kata aing ge hari sial, Dateng-dateng langsung di suguhin mtk bangke" Ucap Oura kesal.
Tokk.. Tokk..
Seorang siswi berdiri di depan pintu kelas mereka.
"Cari siapa kak?" Tanya salah satu teman kelas Oura.
"Ada yang namanya Oura ga?" Jawab siswi itu.
"Saya kak" Oura bergegas menghampiri nya.
Ternyata siswi XI Sosial 2, terlihat dari atribut pada seragamnya.
"Aku disuruh Radja buat ngasihin ini ke kamu, Oura kan ya?" Ucap siswi itu sambil menyodorkan sepasang sandal jepit berwarna hitam.
"Hah? Sandal? Iya aku Oura tapi-" Oura mengambil sandal itu dengan kebingungan.
"Ya udah aku ke kelas ya takut ada guru" Ucap siswi itu sambil berjalan mejauhi Oura.
"Kak makasih ya, bilangin ke kak Radja juga!" Teriak Oura yang masih kebingungan.
Siswi itu mengangkat tangannya dan membentuk lambang Oke.
Seketika kelas mendadak hening, Oura masuk sambil membawa sandal jepitnya.
"Acha, masa gue di kasih ini sama cowo yang tadi gue bantu beresin basket. Entah di kasih pinjem atau apa tapi gue bingung" Ucap Oura sambil memandangi sandalnya.
"Ciee Ouraa" Jawab Acha sambil menyenggol lengan Oura.
"Ciee ciee" Sahut beberapa teman kelas Oura.