"Kamu udah ngerti kan sekarang, Cha? Makanya kamu harus nurut sama nasihat orang tua. Nggak ada orang tua yang mau lihat anaknya terjerumus di jalan yang salah, semua orang tua pasti pengen ngasih yang terbaik buat anaknya."
Larisa menoleh pada sang ayah, mengusap jejak air matanya kasar dengan jemari tangannya, dia melayangkan tatapan yang sangat serius pada sang ayah.
"Aku setuju sama yang dibilang Arvan tadi, Pa."
Anton mengernyitkan dahi, berpikir Larisa akhirnya mengerti dan sekarang akan patuh padanya ternyata pemikirannya salah besar jika mendengar ucapan Larisa barusan. "Apa maksudnya kamu setuju sama yang dibilang anak berandalan itu?"
"Tentang setiap manusia yang pasti pernah ngelakuin kesalahan. Aku, Papa, dan semua orang pasti pernah kok ngelakuin kesalahan besar ataupun kecil. Tapi kalau orang yang bersalah itu mau memperbaiki diri, tentu aja dia punya kesempatan. Aku percaya kok seorang anak nakal sekalipun pasti bisa berubah kalau itu emang keinginan dia."
