Di dalam hati, Larisa sebenarnya masih ragu untuk menemui ayahnya malam ini. Namun, karena Arvan sudah sangat yakin, dia tak memiliki pilihan selain menurut. Seperti biasa mereka pergi ke rumah Larisa dengan mengendarai motor yang mereka pinjam dari Rocky.
Setibanya di depan pintu gerbang rumah Larisa yang dalam kondiri tertutup, Larisa turun dari motor, "Van, tunggu bentar ya. Gue minta bukain pintu gerbangnya dulu sama Pak Jamal."
"Pak Jamal itu security yang jaga?"
Larisa menganggukan kepala, "Iya. Lo tunggu di sini bentar ya."
"OK," sahut Arvan.
Larisa menghela napas panjang sebelum berjalan mendekati gerbang. Dia pun mengetuk gerbang tinggi terbuat dari baja tersebut. Hanya dalam ketukan kedua, pintu itu pun terbuka karena seseorang membukakannya dari dalam.