Arvan mendapati Larisa menatapnya penuh intimidasi karena meminta penjelasan. Arvan menghela napas panjang, menyadari dia tak bisa mundur dan memang sudah seharusnya mereka membicarakan masalah ini dengan serius.
"Lo semalam nguping pembicaraan gue sama nyokap?"
Larisa mendengus keras, "Bukan nguping, lebih tepatnya gak sengaja denger. Gue mau ke kamar mandi, gak sengaja denger obrolan kalian di kamar. Lagian pintunya gak ditutup bener jadi wajar gue denger semuanya," sahut Larisa, menjelaskan kejadian yang menimpanya semalam. Awalnya dia memang kebetulan mendengar pembicaraan mereka.
"Apa kan gue bilang, nyokap lo gak ngedukung keputusan kita memperjuangkan hubungan?"
Arvan menggelengkan kepala, "Bukan hubungan kita yang nggak disetujui nyokap tapi keputusan lo yang pergi dari rumah."
"Terus gue harus gimana? Nurutin keinginan bokap yang berarti gue nyerah sama hubungan kita. Itu mau nyokap lo? Dia pengen kita putus?"
