Arvan dengan sengaja membiarkan Larisa melampiaskan semua kesedihannya, tapi begitu melihat gadis itu sudah mulai tenang, dia pun memapah Larisa untuk bangkit berdiri dari posisi mereka yang memang sedang berjongkok sambil berpelukan.
"Lo nggak apa-apa kan sekarang? Udah baikan belum?"
Larisa mengangguk-anggukan kepala, "Udah kok, Van. Gue udah mendingan walau masih syok sama kejadian tadi."
"Ya udah, kita pergi dari sini ya. Kita jalan-jalan bentar deh sampai suasana hati lo lebih tenang."
Tanpa kata atau menunggu respon Larisa, Arvan melepas jaket yang dia kenakan, lalu memakaikannya pada Larisa.
"Van, kok lo kasihin jaketnya ke gue? Lo nggak dingin?"
"Lo lebih butuh jaket itu dibanding gue. Nggak apa-apa, lo pake aja."
Larisa mengulas senyum, senang tentu saja karena Arvan begitu peduli padanya. "Makasih ya."
Tatapan Arvan kini tertuju pada koper besar di samping Larisa, "Di dalam koper itu semua barang-barang lo?"