Melihat Arvan tersenyum dan selalu menanggapi semua yang dikatakan gadis di sampingnya benar-benar membuat Larisa kesal. Karena sikap pemuda itu sungguh bertolak belakang dengan sikap saat bersamanya.
Meski di dalam perpustakaan itu ada beberapa siswa yang sedang fokus membaca buku, Larisa tak peduli. Gadis itu lantas berjalan cepat menghampiri meja yang ditempati Arvan dan si gadis.
"Heh, lo siapa? Berani banget lo godain cowok gue?!" bentak Larisa keras, tak peduli meski suaranya kini mengganggu ketenangan siswa lain. Bahkan dia juga tak peduli meski dirinya kini menjadi pusat perhatian.
"Eh, maaf, Kak. Aku …"
"Lo mau godain cowok gue ya? Kayak gak ada cowok laen aja, masa cowok orang lain aja dideketin?!"
Gadis itu beringsut dengan wajah meringis karena Larisa benar-benar membentaknya dengan ekspresi wajah marah karena memerah sempurna bagai kepiting rebus dengan mata memelotot seolah siap menggelinding keluar dari kelopaknya.