"Nah, karena status lo sebagai cewek gue cepat atau lambat akan tersebar, sebelum itu kejadian gue pengen bokap lo jadi orang pertama yang gue kasih tahu. Jadi yang pengen gue tanyain itu … kapan kira-kira gue bisa ketemu sama bokap lo?"
Di detik berikutnya respon yang Larisa berikan hanya menegang di tempat karena kini dia benar-benar tak tahu harus memberikan jawaban seperti apa pada Arvan.
"Gue udah cukup sabar loh nunggu. Setiap kali gue pengen ketemu bokap lo, lo selalu ngasih alasan."
Larisa mendelik tak suka karena ucapan Arvan ini seolah menyiratkan pemuda itu tak mempercayai ucapannya selama ini. Ya, walau tak dipungkiri Larisa dengan terpaksa selalu berbohong pada pemuda itu tapi dia pikir itulah yang terbaik.
"Bukan alasan, Van. Emang kenyataannya kayak gitu."
"Tapi masa iya, tiap hari bokap lo ada meeting terus di kantornya, pasti ada lah masa dia nggak sibuk terus bisa pulang cepet."