Larisa pikir dia akan menceritakan semuanya sekarang juga pada Arvan karena itu dia sudah membuka mulut, siap untuk menceritakan segalanya tanpa perlu menutup-nutupi apa pun lagi dari Arvan.
"Tapi kalau lo belum siap cerita sekarang, ya nanti aja kalau lo udah siap. Jangan dipaksain," ucap Arvan sembari tersenyum tipis membuat seketika Larisa mengatupkan lagi bibirnya.
Arvan tiba-tiba mendaratkan tangannya di puncak kepala Larisa sembari mengusap-usapnya lembut dan lagi-lagi tindakan Arvan ini membuat Larisa kembali teringat pada Reza yang sering melakukan itu padanya.
"Yang penting kalau ada masalah lo cerita ke gue, tentu aja lo cerita kalau udah siap ya."
Bagai kerbau yang dicocok hidungnya, Larisa hanya mengangguk. Arvan memang baik dan hal ini membuat dia tak meragukan lagi pemuda itu. Arvan tidak mungkin meninggalkannya hanya karena hubungan mereka tak direstui.
"Jadi uangnya ada tiga ratus ribu?" tanya Arvan, tiba-tiba mengalihkan pembicaraan.