"Van, lo ngapain ke sini malam-malam gini?" tanya Larisa, masih syok karena melihat sosok Arvan yang benar-benar sedang berada di depan rumahnya.
"Tadi kan gue bilang mau ngebuktiin kalau omongan gue itu bukan gombalan. Gue serius bakalan selalu ada buat lo di saat lo butuh gue."
Larisa berdecak, "Tapi nggak harus lo nekat ke rumah gue malam-malam juga kali, Van."
"Lo sendiri kan yang tadi bilang lagi butuh gue sekarang makanya gue ke sini."
Larisa tercekat, lagi-lagi lidahnya dibuat kelu oleh tindakan Arvan yang membuat hatinya tersentuh dan terharu bukan main.
"Sekarang gue udah ada di sini. Terserah lo mau ngapain sekarang? Kalau lo mau cerita, gue siap dengerin cerita lo. Cerita apa pun, gue akan selalu dengerin."
Larisa rasanya ingin menangis sekarang, bukan karena dirinya bersedih tapi karena dia tak kuasa menahan haru oleh tindakan Arvan ini.
"G-Gue turun sekarang. Lo tungguin di situ."