Larisa masuk ke dalam rumah dengan jantung yang berdetak tak nyaman, begitu cepat debaran jantungnya karena dia takut akan dimarahi sang ayah. Dia juga tengah kebingungan menjelaskan pada ayahnya nanti. Masih dilema haruskah dia mengatakan yang sejujurnya bahwa dia baru saja pergi ke dufan bersama Arvan dengan catatan dirinya harus siap dengan konsekuensi apa pun yang akan diterimanya nanti. Larisa yakin ayahnya akan marah jika mengetahui dia pergi malam-malam bersama teman laki-laki yang belum pernah ditemui ayahnya karena sang ayah memang seposesif itu padanya.
Larisa langsung melangkah masuk ke dalam begitu pintu dibukakan oleh Bi Imah. Awalnya ingin bertanya keberadaan ayahnya, Larisa urung karena kini dia sudah menemukan dimana ayahnya berada. Satu hal yang membuat Larisa terkejut bukan main karena dia mendapati ayahnya tidak sendirian, melainkan sedang berbincang dengan seseorang yang kedatangannya sama sekali tak diharapkan Larisa.