Arvan masih mencoba menenangkan Larisa yang masih menangis di bahunya. Tangisan gadis itu begitu histeris pertanda dia begitu sedih dengan perpisahannya dan Reza.
"Udahlah, Cha. Jangan nangis terus," ucap Arvan sembari satu tangannya merangkul bahu Larisa sedangkan tangannya yang lain mengusap-usap lengan si gadis.
"Gak bisa gitu, Van. Gue sedih banget padahal gue sama dia itu udah jadian dua tahun. Terus kita sekarang putus. Banyak banget kenangan indah gue sama dia yang gak akan pernah bisa gue lupain ampe kapan pun."
Arvan memahami perasaan Larisa, tapi pemuda itu memang tak kuasa melihat Larisa yang menangis seperti ini. Hatinya ikut sakit melihat Larisa yang sedang bersedih.
"Tapi kan lo yang mutusin dia."
Larisa mengangkat kepala dan menatap Arvan dengan ekspresi wajah yang tampak tersinggung. "Gue minta putus soalnya dia udah keterlaluan sama lo. Tindakan dia yang nyebarin rahasia keluarga lo yang gak bisa gue maafin."