Seperti rutinitasnya setiap hari, Arvan menjadi orang pertama yang tiba di kelasnya. Belum ada siapa pun di kelas itu karena dia memang berangkat pagi-pagi sekali dari rumahnya. Arvan berjalan santai menuju kursinya yang ada di barisan paling belakang.
Begitu tiba, dia langsung mendudukan diri di kursi, meletakan tas di atas meja lalu mengeluarkan buku yang belum selesai dia baca sejak semalam. Namun belum lama dia membaca, atensinya teralihkan oleh suara getaran dari dalam tas, tentu dia tahu penyebabnya adalah ponsel yang dia simpan di dalam tas tengah menyala karena ada pesan masuk atau seseorang meneleponnya.
Arvan mengambil ponsel itu dan langsung mengulas senyum tipis saat melihat ada telepon masuk dari Larisa. "Tumben banget dia nelepon gue pagi-pagi gini," gumamnya. "Hah, paling dia udah gak sabar mau pamer kemesraan sama cowoknya pas kemarin nginep di rumah cowoknya."