Larisa masih tergugu, mencoba mencari alasan yang bagus karena dia tak bisa mengeluarkan ponselnya sekarang. Ponsel itu masih berada di tangan Arvan dan betapa cerobohnya Larisa karena tadi lupa mengambilnya dan justru bergegas pergi untuk mengejar Reza. Sekarang dia bingung sendiri mencari alasan terlebih tadi dia sudah berbohong mengatakan ponselnya mati karena kehabisan baterei alih-alih berkata jujur bahwa ponselnya disita oleh Arvan dan sengaja dimatikan pemuda itu.
Melihat Larisa hanya terdiam sambil menggulirkan mata dengan gelisah, Reza menyadari ada yang tidak beres dengan pacarnya itu. "Kenapa? Kok nggak dicharg HP-nya katanya lowbat makanya mati?"
Larisa menggigit bibir bawah, dirinya sedang dalam kondisi bingung dan serba salah. "Hm, itu … HP-nya ketinggalan."