Bima, Rocky dan Baim terheran-heran saat melihat Arvan masuk ke ruang ganti dengan senyuman yang terus terulas di bibirnya seolah pemuda itu sedang senang karena sesuatu.
"Van, lo kenapa senyum-senyum sendiri? Lo nggak gila, kan?" tanya Baim.
Arvan mendengus sembari mendudukan diri di sofa untuk bergabung bersama teman-teman bandnya itu. "Nggaklah, Bang. Sembarangan aja kalau ngomong. Gue masih waras kok, nggak gila."
"Terus kenapa lo senyum-senyum sendiri? Apa jangan-jangan lo kesambet penghuni café ini?" Kali ini Rocky yang berujar.
Arvan tertawa karena menurutnya pemikiran ketiga temannya itu sungguh konyol dan tak masuk akal. "Nggak, Bang, Nggak. Gue masih waras, nggak lagi kesurupan juga. Gue sepenuhnya sadar."
"Terus muka lo kayak yang seneng gitu kenapa? Cerita dong sama kita-kita, lo kayaknya happy banget hari ini."
Mendengar pertanyaan Bima, Arvan menyeringai dan ekspresi pemuda itu semakin membuat ketiga pria dewasa itu terheran-heran sekaligus bingung.