Arvan menghela napas panjang begitu sosok Larisa menghilang di balik pintu. Dia sebenarnya tak ingin bersikap sekasar ini pada gadis itu padahal dia tahu niat Larisa baik, hanya ingin membantunya menyelesaikan masalahnya. Tapi entahlah, melihat Larisa berdiri di hadapannya saja sudah membuatnya kesal bukan main. Terlebih gadis itu dengan lancang menceritakan masalahnya pada ketiga temannya tanpa meminta izin terlebih dahulu padanya, hal itu yang membuat emosinya semakin tersulut sehingga kata-kata kasar itu meluncur dengan sendirinya dari mulut tanpa kehendaknya.
"Van, lo kelewatan tadi. Kata-kata lo kasar banget sama dia," ujar Bima, karena menurutnya sikap dan ucapan Arvan pada Larisa tadi memang sudah keterlaluan.
Arvan mendudukan diri di sofa bergabung dengan ketiga temannya. "Gue gak suka aja dia ikut campur urusan gue," jawab Arvan sekenanya.
"Tapi kan tetep aja lo keterlaluan, padahal maksud dia baik. Dia cuma pengen bantuin lo."