Arvan keluar dari kamarnya tepat pukul setengah enam pagi. Penampilannya sudah rapi, seragam sekolah sudah membungkus tubuh atletisnya. Dia melirik sekilas ke arah kamar Larisa yang masih tertutup rapat, sempat berpikir untuk mengetuknya karena ingin mengetahui si penghuni kamar sudah siap berangkat ke sekolah atau belum, Arvan urung melakukannya. Karena itu dia memilih berjalan menuju dapur untuk menemui ibunya yang pasti sedang memasak.
Begitu tiba di pintu dapur, yang Arvan temukan adalah sang ibu yang sedang duduk melamun di kursi. Arvan bergegas menghampiri karena sudah bisa menebak apa yang sedang dipikirkan ibunya itu.
Arvan menyentuh bahu ibunya, "Ma." Dia pun memanggil yang sukses membuat Widya terenyak kaget hingga lamunannya buyar seketika. Wanita paruh baya itu menoleh dan mengulas senyum saat melihat putranya yang datang.
"Kamu udah siap berangkat ke sekolah, Van?"