Larisa dan Arvan memutuskan untuk pulang setelah malam mulai larut, mereka tak ingin ibu Arvan mengkhawatirkan mereka di rumah selain itu mereka tak ingin pulang kemalaman karena besok pagi harus berangkat ke sekolah.
"Cha, lo jangan sedih mikirin cowok lo itu ya. Cowok masih banyak. Inget yang gue bilang tadi, air mata lo terlalu berharga buat nangisin cowok brengsek kayak dia," ucap Rocky, mengulang nasihatnya tadi.
Larisa mengangguk disertai senyum.
"Kalau lo butuh temen curhat atau butuh hiburan misalnya, lo jangan ragu dateng ke base camp kita ini. Pintu selalu terbuka buat lo dan kita-kita siap dengerin curhatan sama ngehibur lo, Cha." Bima ikut menyemangati.
"Iya, Bang. Makasih ya."
"Lo pernah lihat kita manggung gak?" Yang bertanya ini adalah Baim, yang di antara mereka bertiga paling serius.
Larisa mengangguk, "Pernah sekali, Bang. Tapi itu juga cuma bentar soalnya dipaksa Arvan pulang," jawab Larisa sembari menunjuk Arvan yang berdiri di sampingnya.