Setelah melihat pertunjukan mereka yang memukau dan membuat Larisa terkagum-kagum, gadis itu mulai nyaman bergabung dengan grup band itu. Bahkan tak terlihat lagi gestur tubuh yang memperlihatkan dirinya sedang ketakutan, yang terlihat hanya tawa riang yang meluncur dari mulutnya karena teman-teman Arvan ternyata cukup menyenangkan dan humoris. Mereka selalu melontarkan candaan yang membuat Larisa tertawa terpingkal-pingkal. Ah, gadis itu jadi teringat saat dia masih akrab dengan Pretty, dulu pemuda kemayu itu yang selalu membuatnya tertawa seperti ini.
Lama mereka mengobrol ringan sembari melempar candaan, tiba-tiba terdengar suara dari pintu tempat latihan itu yang diketuk oleh seseorang dari luar.
"Itu paling yang anter pizza pesenan kita. Biar gue lihat," ucap Arvan, lalu pemuda itu melenggang menuju pintu.
