Begitu membuka mata, Larisa terkejut karena sinar matahari sudah masuk ke dalam kamar. Semalam setelah mendengar suara Reza, gadis itu kembali menangis hingga tanpa sadar jatuh tertidur. Dia lalu meraih ponselnya, lupa kalau ponsel itu dimatikan dari semalam sehingga dia tak bisa melihat jam berapa saat ini.
Larisa cepat-cepat beranjak bangun dari berbaringnya, merasa tak enak jika sampai dia bangun terlalu siang padahal dia sedang menginap di rumah orang lain. Larisa merapikan rambutnya yang bagai surai singa jantan itu dengan menggunakan jemari tangannya karena dia tak menemukan sisir atau pun cermin di kamar itu. Larisa berdecak karena tak bisa melihat penampilannya sekarang. Tapi jika mengingat semalaman dia menangis, Larisa yakin wajahnya pasti sembab sekarang. Menyadari tak mungkin dia mengurung diri di dalam kamar terus menerus, meski tak percaya diri dengan penampilannya, Larisa tetap melangkah keluar dari kamar.