"Gimana, Van? Boleh gak gue nginep di rumah lo?" Larisa kembali bertanya karena Arvan tak kunjung meresponnya.
"Hm, coba deh lo pikir-pikir lagi. Gue sih boleh-boleh aja kalau lo mau nginep cuma takut bokap lo khawatir aja, nyariin lo kemana-mana."
Larisa berdecak jengkel, "Kan tadi gue udah bilang. Soal itu tenang aja, biar gue yang urus. Berarti boleh ya gue nginep di rumah lo?"
Kedua mata Larisa mengikuti gerakan tubuh Arvan yang tiba-tiba bangkit berdiri dari duduknya.
"Mendingan kita makan dulu aja. Gue tebak lo pasti belum makan, kan?"
Larisa menyengir lebar karena dirinya memang belum makan malam, terakhir dirinya makan adalah saat makan siang bersama keluarga Reza.
"Iya, gue belum makan," jawabnya sambil meringis karena Arvan kini mendelik tajam padanya.
"Padahal udah tahu punya maag kronis, kebiasaan gak diisi dulu perutnya. Ntar kalau lo pingsan, gue lagi kan yang direpotin."
