Air mata Larisa semakin deras mengalir seiring langkahnya. Dia tak kembali ke dalam Villa melainkan pergi melewati pintu gerbang di saat tak ada seorang pun yang menyadarinya karena semua orang tengah sibuk dengan kegiatan masing-masing, terlebih Larisa melewati gerbang belakang alih-alih gerbang depan yang dekat dengan tempat semua orang sedang berkumpul.
Larisa bahkan tak mempedulikan tas dan barang-barangnya yang masih ada di kamar, yang dia bawa hanya pakaian yang melekat di tubuh beserta ponsel di dalam saku celana jeans yang sedang dipakainya.