"Jadi lo mau ngasih apa buat cowok lo?" tanya Arvan, setelah dirinya sejak tadi terus berputar-putar menemani Larisa. Memasuki satu demi satu toko namun tak ada satu pun benda yang dibeli Larisa. Padahal tadi mereka sudah masuk ke beberapa toko yang menjual pakaian pria. Bahkan toko yang menjual aksesoris untuk pria seperti jam tangan sampai kalung dengan liontin yang desainnya khusus untuk pria pun sudah mereka datangi. Namun hasilnya nihil, Larisa begitu plin plan membuat kesabaran Arvan nyaris di ujung batas.
"Justru itu gue bingung, Van."
Arvan berdecak, "Padahal gue udah ngasih saran tadi. Jaket kulit yang lo pilih tadi menurut gue bagus. Atau tas yang hampir lo beli juga keren menurut gue. Atau sepatu yang lo suruh gue cobain juga keliatan bikin macho kalau dipake. Atau Jam tangan rolex tadi yang harganya bisa beli tiga motor, kenapa lo gak beliin itu aja buat cowok lo?"