Larisa memegangi dada kirinya begitu Arvan sudah menghentikan mobil di area parkiran Mall yang mereka tuju, bukan parkiran di dalam melainkan parkiran di luar Mall, tepat di bawah sebuah pohon berdaun lebat. Gadis itu masih mencoba menenangkan detak jantungnya yang bertalu-talu dengan cepat karena Arvan yang mengemudikan mobil bagai orang kesetanan saat di tol tadi. Pemuda itu tidak segan-segan menyalip kendaraan di depan, bahkan mobil-mobil besar seperti bus, truk bahkan tronton pun tak gencar ikut dia salip. Larisa nyaris berpikir nyawanya sudah berada di ujung tanduk saat mereka masih melaju di jalanan tadi. Tak pernah dia sangka Arvan segila itu saat berkendara, tak ubahnya seperti pembalap F1 yang sedang berlomba di lintasan balap.
"Lo gak mau turun?" tanya Arvan dengan santainya saat melihat Larisa yang masih duduk bersandar dengan napas terengah-engah.