"Siapa yang nelepon, Za?" Karlina mengulang pertanyaannya karena Reza tak kunjung bersuara. "Za!" Karlina mengeraskan suara karena Reza yang diam bagai patung alih-alih merespon pertanyaannya atau mengangkat telepon itu.
"Larisa, Ma."
Detik itu juga wajah Karlina berubah sumringah. "Kamu angkat dong, Za. Kencengin speakernya ya, mama pengen denger juga Icha bilang apa sama kamu."
Reza memutar bola mata mendengar permintaan sang mama, tapi toh tetep dia kabulkan juga atau ibunya tidak akan berhenti mengomel nanti. Dengan gerakan cepat dia menekan tombol hijau untuk menerima telepon itu.
"Sayang, maaf nelepon lagi. Kamu masih ngerjain tugas ya?"
Suara Larisa di seberang sana terdengar penuh sesal karena kembali meneleponnya. Sedangkan di sini Karlina sedang mengulum senyum mendengar calon menantunya itu memanggil putranya dengan panggilan 'sayang'. Terdengar begitu manis menurutnya.