Yang ditakutkan oleh Larisa benar-benar menjadi kenyataan. Pretty dan Gina serius marah padanya bahkan mereka tak lagi mengajaknya bicara. Larisa mencoba mendekati, mencoba mengajak mereka bicara dan mencoba ikut bergabung dengan mereka seperti biasa, namun mereka selalu menghindari dan mengabaikannya.
Kini Pretty dan Gina duduk sebangku sedangkan Larisa duduk tepat di belakang mereka bersama Ramos. Larisa selalu mencelos sedih setiap kali mendengar mereka tertawa atau mengobrol berdua dengan heboh seperti saat mereka bertiga berkumpul dulu. Akan tetapi situasinya sekarang berbeda karena Larisa tak menjadi bagian dari mereka lagi.
"Lo kenapa ngelamun?"
Larisa yang tengah mengaduk-aduk nasi dengan tatapan kosong itu tersentak kaget saat suara Arvan mengalun sembari menepuk bahunya pelan. Beruntung Larisa tidak menjerit atau melempar wadah plastik di tangan saking terkejutnya. Gadis itu mendelik tajam pada si pelaku yang membuatnya nyaris jantungan.
"Ah, lo ngagetin gue aja."
