Sasa POV
"Eh ini pada ngumpulin semua blm?"tanya gue ke temen-temen
"udah semua sa" kata ketua kelas.
"Sa mau gue anterin gak?" Tanya bella
"Gak usah bel gue sendiri aja" tolak gue
"beneran nih?"tanyanya lagi
"Iya beneran lo tungguin gue aja di kantin" ucap gue sambil dorong badannya yang ngehalangin pintu
Setiba di depan ruangan pak andrian, sasa bimbang ketika ingin memasuki ruangan tersebut.
"Masuk, nggak, masuk, nggak? Duh kok gue degdegan gini ya?"
"Sasa cepetan masuk keruangan. Sampai kapan kamu berdiri di depan pintu ruangan?" suara tersebut berasal dari dalam.
"Iya pak saya juga mau masuk"
Saat gue memasuki ruangannya, gue melihat pak andrian sedang fokus ke laptop yang diatas mejanya.
'Kok dia keliatan keren kalau sedang fokus ke laptop' ucap gue di dalam hati sambil memerhatikannya.
"Sudah puas memerhatikan saya sasa?"
tiba-tiba sasa dikagetkan dengan pertanyaan pak andrian yang membuat dirinya malu karena ketauan memerhatikannya.
"Siapa juga yang memerhatikan bapak?" elak sasa
" sudah jangan mengelak lagi sasa. Oh ya satu lagi kamu jangan manggil saya dengan sebutan bapak kalau lagi berdua saja. Emangnya saya bapak kamu apa?"
"Tapi kan bapak itu guru saya. Kalau bapak melarang saya memanggil bapak dengan sebutan bapak jadi saya memanggil bapak dengan sebutan apa?"tanya sasa.
"Kalau kamu nggak keberatan si, kamu boleh manggil saya sayang bebeb" tiba-tiba pipi sasa menjadi merah. Setelah mendengar saran pak andrian.
"Apaan si pak gaje banget"
"Katanya gaje kok pipinya jadi merah si?" tanyanya sambil ketawa.
"Tau ah"
Sasa langsung pergi dari ruangan itu tanpa mengucapkan pamit kepada pak andrian karena dirinya sudah malu.
Tbc
Jangan lupa vote and commetnya