Chereads / Dendam Sang Pemuja Siluman / Chapter 3 - Pangeran di Air Pancuran

Chapter 3 - Pangeran di Air Pancuran

Ku pacu motor ku dengan kecepatan tinggi supaya cepat sampai ke lokasi kejadian,setelah melewati beberapa tanjakan dan turunan akhirnya aku bisa melihat rumah jajang dari jarak yang tidak terlalu dekat, banyak nya kerumunan warga membuat ku sulit untuk melajukan motor ku, aku memarkirkan motor ku dibawah pohon asem, sekitar dua ratus meter dari rumah jajang, garis polisi sudah terpasang di sana, aku coba menerobos kerumunan warga mendekati tempat kejadian, aku melihat banyak tumpukan karung di sana, gila isi karung nya uang yang sebagian sudah terbakar, bu lastri memang sangat kaya raya sebanyak itu kah uang nya mungkin juga lebih, empat orang polisi di bantu beberapa warga yang diberi akses oleh polisi untuk membantu mengais sisa kebakaran, sementara kami hanya bisa melihat dari dari luar batas garis polisi, beberapa warga melihat ku seperti melihat hantu, sambil berbisik-bisik, dasar tukang gossip pikir ku,

Rumah jajang memang jauh dari rumah lain dan dikelilingi tembok setinggi dua meter, lima kendaraan ikut terbakar, belasan motor juga hangus di lalap si jago merah, biasanya motor ini di pakai para pegawai ibu nya untuk menagih cicilan warga yang meminjam uang pada ibu nya Jajang dengan dalih Koprasi Simpan Pinjam ujung-ujung nya bunga nya mencekik nasabah, aku mencari bapak dimana dia mungkin dia tau informasi yang akurat karena setelah kejadian pasti ada di lokasi, tapi aku gak melihat nya, sabar aja menunggu proses evakuasi nya selesai siapa tau jajang di temukan selamat, tiba-tiba ada yang menarik tangan ku, ternyata kang Rosid dia salah satu pegawai nya bu Lastri paling lama aku mengenal nya karena rumah nya tidak terlalu jauh dengan rumah ku,

" sebaiknya, ngobrol nya jangan disini " ucap nya sambil berbisik

" kenapa memang nya ...."

" hayu ikut akang... " tangan ku di Tarik menjauhi keramaian, kami memilih duduk di batang pohon kayu yang sudah tumbang,

" Bagaimana kang sebenar nya, yang terjadi tadi malam, ..?"

" kebetulan tadi malam tidur di rumah bukan giliran jaga, tengah malam akang mendengar keributan dan langsung keluar rumah, akang melihat banyak warga kampung yang membawa obor sambil teriak bakar-bakar-bakar-bakar, akang pikir ada pencuri yang tertangkap akang pun mengikuti mereka tapi ternyata mereka mengepung rumah bu lastri yang sudah terbakar,akang juga tidak bisa berbuat apa-apa, namanya juga masa segitu banyak nya takut nya akang yang kena kalau mencegah mereka... "

" Apakah penghuni rumah ikut terbakar kang ..."

"akang juga berpikir begitu ,,, tapi warga kampung tidak sekejam itu cep Fajar, mereka sempat mengeluarkan dulu semua penghuni rumah termasuk den Jajang"

" terus sekarang mereka dimana kang,,,"

" Den jajang terluka parah di hajar masa karena melawan saat di tangkap, dia gak terima rumah nya dibakar warga, tapi dia berhasil meloloskan diri " aku lega mendengar nya ternyata jajang selamat dari kebakaran itu, tapi dia terluka.

" kalau bu lastri dan istri nya jajang "

" kalau istri nya den Jajang baik-baik aja dia aman ada di rumah akang, tapi yang mengenaskan justru bu lastri, "

" kenapa dia kang..."

"tadi malam bu Lastri langsung dibawa ke puskesmas dia ditemukan terbakar hangus dibelakang rumah nya, badan nya hangus terbakar hampir 99 persen, tapi aneh nya dia masih hidup, "

"ko bisa terbakar bukan nya semua penghuni rumah di evakuasi oleh warga,"

" tadi malam bu lastri tidak ada di rumah, katanya dia sudah terbakar sebelum rumah nya dibakar..." aku mengurut dada mendengar nya,

" Apa alasan warga membakar rumah bu Lastri.."

" karena mereka percaya bu lastri melakukan pesugihan dan menjadi sumber malapetaka dikampung kita, "

" dasar nya apa Kang, "

" memang warga sudah menaruh curiga terhadap bu lastri, ditambah kejadian tadi malam di kampung paniis bu lastri memakan tali ari-ari bayi dan hampir memakan bayi yang baru lahir, bahkan katanya bu lastri berubah menjadi makhluk setengah ular,,,ih,,,akang membayangkan nya aja merinding, untung saja akang gak melihat "

" masa sih kang,,,,"

" cep Fajar jangan berlaga bego ,,,, dari tadi malam kamu sudah menjadi buah bibir karena bisa mengalahkan bu lastri di kampung paniis dan menyelamat kan bayi nya bu Aisah"

" maksud kang rosid apa...? "

" akang hanya sekedar menyakinkan apakah berita itu benar atau tidak.."

" aku gak ngerti maksud akang...."

" cep Fajar gak mau jujur sama akang...? "

" Bukan nya begitu kang, tapi----- "

" Akang hanya sekedar mengingatkan... sebaik nya cep Fajar cepat pergi dari kampung ini untuk sementara, "

" memeng nya kenapa kang,,,, "

" akang takut den Jajang melukai mu..., apalagi bodyguard bu lastri banyak...badan nya kekar-kekar akang tau persis, mereka akan dengan mudah menangkap cep Fajar "

"terimakasih info nya kang... tapi fajar tak akan kemana-mana, karena peristiwa tadi malam bukan hanya Fajar yang mengalahkan bu lastri kang, tapi seluruh warga kampung Paniis juga ikut, gak mungkin lah Fajar bisa mengalahkan siluman ular itu sendirian "

" tapi kan tokoh utamanya cep Fajar, semua orang sudah tau cep Fajar yang menjadi pewaris ilmu dari abah Darma, ... setelah cep Fajar bisa menyembuhkan Amir ketika kesurupan satu tahun yang lalu...! Berita nya menyebar dari mulut ke mulut"

" tapi kang...!

" turuti apa kata Akang, akang gak mau kamu kenapa-napa, lihat laki-laki yang pakai topi berjaket hitam yang badan nya kekar, dia melihat kearah kita cep Fajar, dia salah satu bodyguard nya bu lastri, sebaiknya cep Fajar cepat pergi dari sini, akang takut,"

" oke kang.... " kami pun meninggalkan tempat duduk dengan arah yang berbeda, aku menyelinap ke dalam kerumunan warga. Aku segera menuju motor yang terparkir dibawah pohon asem, ku pacu motor ku dengan kecepatan tinggi meninggalkan keramaian, setibanya di rumah aku melihat bapak sedang membereskan kayu bakar, di belakang rumah.

" bapak....."

" Jay.... Kamu kemana aja... barusan ada tiga orang laki-laki mencari kamu katanya temen kamu dari kota"

"gak mungkin pak, mereka bukan teman fajar, pasti mereka anak buah bu lastri yang mencari Fajar,"

"jadi benar peristiwa terbakarnya bu lastri ada hubungan nya dengan kamu Jay,,,, ?"

" iya pak..."

" terus gimana sekarang...? keluarga bu lastri bukan Orang sembarangan Jay, pasti mereka akan mencari mu."

" aduh... bapak malah nakutin Fajar ..."

" bapak cuman khawatir sama kamu Jay...."

" mamah sama dek Adit dimana Pak.."

" dito dirumah lagi disuapin makan sama mamah kamu kenapa emang nya.."

" sebaiknya kita pindah kerumah Abah untuk sementara pak..."

" kalau bapak sih gimana baik nya aja ... "

" bapak yang bujuk mamah ya, ..."

" iya... " aku pun masuk ke rumah lewat pintu dapur di ikuti oleh bapak,

***

" hai dek Adit... ko makan nya masih di suapin sih.."

" biarin ... "

" manja Lo..."

" aa Bawel... mulut nya rombeng...'

" Adit... gak boleh ngomong gitu sama aa " ucap mamah

" aa yang bikin kesel Adit mah..."

" Jay.. kamu makan dulu, Mamah sudah siapin nasi goreng..."

" iya mah bentar, aku ganti baju dulu..."

" De Adit... lanjutin makan nya sendiri ya.." ucap bapak

" mamah ...mau nyiapin baju buat kita... kita mau nginep di rumah abah dulu..."

"maksud bapak apa...! Ketus mamah heran,

" pokonya kita sekarang ke Rumah abah, nanti bapak jelasin di sana.."

"asik kita liburan di rumah nenek, bisa nonton TV..." ucap dek Adit polos

" ada yang di sembunyikan dari mamah ya..?, mamah gak mau ah..."

" Mamah...! " bentak bapak, mamah paling takut sama bapak kalau bapak ngegas dikit, bapak bukan tipe suami takut istri walaupun penghasilan bapak tak seberapa dia hanya petani biasa, penghasilan mamah malah jauh lebih besar dengan mengurus Garmen om Andre,tapi mamah ku tetap menghormati bapak sebagai kepala keluarga,

" iya...iya...mamah siap-siap dulu " mamah pun berkemas, aku pun keluar kamar memakai baju serba hitam,dan memakai iket kepala,

" wih aa baju nya keren... " ucap dek Adit,

" siapa dulu dong Aa Fajar,,,,ayo di habiskan makan nya, aa temenin dek Adit makan ya..." jawab ku sambil mengacak-ngacak rambut Adit, aku pun langsung duduk bersila dan menyantap nasi goreng yang super lezat walaupun sudah dingin,

" langsung berangkat sekarang pak...?" tanya mamah yang sudah siap dengan dua tas besar nya, seperti mau berangkat umroh.

" ayo kalau semuanya sudah siap,sudah di cek lagi mah, takut ada yang ketinggalan..." Seru bapak

"sudah di cek dua kali bapak..."

" pakai motor fajar aja pak, nanti Fajar nyusul..."

"apa sebaiknya kita berangkat sekarang aja jay...nanti bapak jemput, soal nya bapak khawatir sama kamu...."

" kalian berangkat duluan aja, Fajar ada urusan sebentar..."

" kamu ... hati-hati jay ,oh iya, sampai lupa, tadi malam Amir kesini nanyain kamu, "

" terus bapak bilang apa.."

" bapak bilang kamu ke Kampung Maniis "

" ya udah sekalian nanti fajar ke rumah amir "

" jangan lupa kunci pintu, jay..."

'iya pak.."

"ada apa sih pak sebenarnya, bikin mamah penasaran aja, apa ada hubungan nya sama peristiwa semalam "

"sudah nanti bapak jelasin di jalan, ayo naik..." setelah kepergian mereka ke rumah abah, aku pun mengunci pintu dan langsung berangkat ke gubuk Amir, yang katanya di kebun peninggalan orang tua nya,

***

Suasana perkampungan masih sepi mungkin semua orang masih menonton kebakaran yang menghebohkan dasar kurang piknik musibah ko jadi tontonan, langkah kaki ku sudah masuk ke ladang garapan warga, tanaman palawija pun tumbuh subur aku berjalan di tengah kebun jagung yang luas, mataku memutar mencari letak kebun amir entah sebelah mana soal nya hampir semua namapak sama dan gak ada Plang kebun milik siapa, Fokus ku mencari gubuk yang di ceritakan Amir tapi belum juga terlihat.

Mentari pagi menghangat kan kulit ku, cahya terang nya menerobos kabut yang masih menyelimuti alam mayapada, hamparan rumput hijau yang luas tempat mengembala masih basah dengan embun pagi. Pohon tinggi menjulang sebagai batas kebun garapan warga dan area hutan milik pemerintah, mataku terpana melihat ke arah hutan lebat yang masih perawan belum terjamah tangan jahil manusia, mungkinkan jajang bersembunyi disana, aku ingin sekali berada disamping nya, menguatkannya, memeluknya, memberi dia suntikan vitamin agar dia terus kuat dari segala tekanan dan beban hidup nya saat ini, aku tau dia rapuh, haruskah aku berpetualang menembus rimbun nya hutan sendirian untuk mencari nya, aku penyebab ibu nya terbakar, aku harus meminta maaf padanya, akan ku tanggung semua resikonya.

satu tempat yang belum aku datangi yaitu rumah pohon didekat air terjun, dulu waktu aku dan Jajang masih bocah rumah pohon lah yang menjadi tempat pelarian kami sebelum terjebak cinta terlarang , tapi apakah itu mungkin...? memang.... sekarang semuanya sudah berubah, dia juga sudah menikah dan sebentar lagi punya anak, ku percepat langkah ku menyusuri jalan setapak untuk terus mencari tempat tinggal Amir.

Kepulan asap putih di balik bukit memberi harapan tuk menemukan tempat tinggal Amir yang hidup nya sebatangkara, aku pun berlari samapi ke puncak bukit , disini pemandangan nya lebih menakjubkan rumput ilalang yang tertiup angin seperti ombak laut yang berwarna hijau, suara gemericik air pancuran di bawah bukit membuat ku semangat untuk turun ke lereng bukit, ku pijakan kaki ku di jalan setapak yang beralaskan lempengan batu yang membentuk tangga, bebatuan nya sudah ditumbuhi lumut membentuk material alam yang begitu harmonis.

Dibawah terlihat sebuah pondok kecil yang sederhana di samping nya mengalir Air pancuran dari sebatang bamboo, airnya tak berhenti mengalir menuju ke tempat pemandian dengan dinding bambu sebagai pelindung, nampak cowok gagah berkulit agak gelap sedang berdiri tanpa busana menikmati kucuran Air pancuran yang lebih indah di banding shower hotel bintang lima, tangan nya diangkat keatas membuat bulu ketiak nya terexpose jelas, jari tangan nya meremas rambut yang sudah dipenuhi busa , dia lah sosok yang sejak tadi aku cari, nampak pahatan indah di setiap lekuk tubuh nya begitu sempurna, ini pemandangan yang tak pernah aku bayangkan sebelumnya, sesaat badan ku membatu menikmati apa yang tak seharus nya kulihat, bongkahan pantat sintalnya masih dibungkus sempak warna biru tua napak batang kontol nya terjiplak bak magnitudo yang memiliki energy seismik yang mampu memancarkan getaran gempa yang menerobos bongkahan otot dada ku langsung menembus jantung yang terus berdegub kencang. aku menelan ludah sambil mengurut selangkangan ku yang entah kapan mulai ereksi tau-tau sudah mengeras, hasrat birahiku serasa terbang menggapai objek sang laki-laki straight yang berdiri di bawah pancuran.

" sialan gue di samain dengan es cendol..."

" Amir dingin,,, hiiiiii sumpah " badan ku bergidig beberapa kali, ku balikan badan ku menghadap amir yang berdiri di belakang tubuh ku, ku dekap kembali tubuh nya, kelamin kami beradu yang masih terbungkus celana dalam, perut sixpack kami menempel erat, puting susu kami saling mengusik dan menggelitik membentuk aliran listrik yang menyengat satu sama lain, ku sandarkan pipi kanan ku di pundak amir , jari jemariku menelusuri tulang belakang Amir dari ujung atas sampai area bongkahan pantat nya, dia hanya diam merelakan badan nya menjadi objek binal ku,

Tapi amir pun merespon belaian ku dengan cengkraman halus di punggung ku dan aku sangat menikmatinya, amir tidak menunjukan penolakan yang berarti seolah tak mau berhenti, jantung ku solah terus berdegub tiga kali lipat dari biasanya antara takut gugup karena aku dan amir beda frekuensi,

" Amir... badan mu harum banget... sangat jantan aku suka..." ucap ku

" Jangan bohong Fajar , gue cuman pake sabun Give yang paling murah "

" tapi aku suka mir...ssss...ah " ucap ku sambil mendesis bak mulut ular kobra yang lagi sange-sange nya, tapi aku desisku membuat air pancuran masuk ke mulut ku membuat ku tersedak dan batuk beberapa kali, ditarik nya badan ku menjauhi pancuran amir pun sudah terbebas dari pelukan ku,

Dia mengambil sabun yang tergeletak di atas bebatuan yang kami pijak, dia mengarahkan sabun ke arah air pancuran dengan maksud membersihkan nya, tanpa ku duga dia menggosokan sabun ke punggung ku, di memutari badan ku kini dadaku yang dia sabuni tangan nya menelusuri setiap otot tubuh ku,

" Jar, otot tubuh mu ko bisa seindah ini sih.." ucap amir, aku hanya tersenyum

" otot tubuh mu lebih indah mir,,, aku makin suka, " ucap ku sambil mengambil sabun yang ada ditangan amir, ku sabuni kembali badan amir tak satu pun terlewatkan lekuk tubuh nya dari sentuhan jemari tangan ku, ku rapatkan tubuh kami yang sudah berlumur sabun, penis kami kembali beradu, kurasakan benda tumpul mengeras diselangkangan amir, aku makin bersemanagat menggesek batang penis ku yang sudah super ereksi, otot penis ku berdenyut mengalirkan semua daya ke semua pembuluh batang nya untuk mencapai puncak kenikmatan tertinggi , pentil kami mengelitik seiring licin nya busa sabun pada tubuh kami sensasi nya begitu nikmat ,ku pegang kedua pipi amir sambil menatap nya, jempol kanan ku bergerak menelusuri lekuk bibir amir,

ku tempelkan bibir ku di perlahan nafas kami menggebu meramu jadi satu, ku remas rambut basah nya dengan sedikit tekanan ku lumat bibir manisnya, amir hanya diam matanya merem melek menikmati sentuhan bibir ku, ciuman satu arah makin menggebu tanpa perlawanan, tanpa balasan, lidah ku menerobos bibir nya,menjadikan bibir amir basah dengan air liur ku, ku remas pantat sintal nya membuat dia mendesah pelan, penis kami makin inten saling menekan, namun aliran hangat mengalir ke seluruh pembulu darah ku, membuat aku tersadar ini peringatan Arjuna yang masih ada di dalam tubuh ku.

Ku lepaskan ciuman ku di bibir amir, lagi-lagi ku akhiri aksi pemanasan ini dengan kecupan beberapa kali di bibirnya, emuah...emuah...emuah..emuah, ku lempar senyum nakal ku ,

" kebiasaan lo Jar..."

"masih Ciuman persahabatan kunyuk..." ucap ku, Amir tertawa terkekeh mendengar ucapan ku, di luar dugaan ku, dia mencium pipiku kiri kanan, aku menatap nya sambil memegang pipi bekas ciuman nya,

" terimaksih lo mau berteman dengan pemuda miskin seperti ku jar..." ucap nya dengan mata berkaca, ku tempelkan telunjuk ku di bibirnya, ku kecup pipinya kiri kanan sebagai balasan,

" aku nyaman bersama mu mir.. " ucap ku, dan kami pun kembali mendekati pancuran, tuk membersihkan busa sabun yang masih menempel, saling gosok, saling guyur, saling menggelitik, sampai badan kami bersih dari busa sabun,

Kami saling menatap saat kami membuka celana dalam, aku melihat penis Amir menggantung setengah ereksi, begitu juga penis ku, dan ternyata ukuran penis ku lebih besar.

" jangan bahas ukuran oke..." ucap amir, aku pun hanya tertawa,

" ngaku aja lu kalah Kunyuk...''

" yang penting kan sama-sama bikin enak..." ucap nya

" boleh coba enak nya gak Mir.." seru ku Nakal

" ini buat istri gue nanti, lagian punya gue masih Original tau "

" suatu saat gue pasti nyobain punya lo yang rasa original itu "

" jangan mimpi lo...! Cepat keringkan badan lo,lama-lama bisa Khilaf gue di goda setan berwujud manusia ganteng kayan lo jar "

" bilang aja lo malu padahal mau, kunyuk..."

" enak aja, enak di lo gak enak di gue dong, cepat ah...! kita bakar jagung sambil menghangat kan badan"

" gue pinjem celana dalam lo ya..."

" tinggal pilih aja yang belum di cuci juga banyak..'

" ih jorok.. ada yang baru gak ? "

" kaya nya ada tapi gak tau pas atau engga ukuran nya "

" oke deh... lo memang terbaik amir sayang "

Aku pun memakai handuk amir sedangkan amir memakai sarung untuk menutupi badan nya, ku ambil semua pakaian ku yang tersimpan di atas batu besar dekat pemandian, langkah kaki ku mengikuti amir yang berjalan mendekati sebuah pondok kecil yang sederhana bentuk nya seperti rumah panggung dengan tiang yang di buat agak tinggi,

didalam nya tidak ada penyekat antara kamar dan ruangan lain yang terpisah hanya ruangan dapur saja, amir memberikan celana dalam nya pada ku, kami pun tidak canggung telanjang bulat bersama dan berganti pakaian, tapi aku tidak menggodanya lagi.

***