"Maaaasss...," segera aku menghambur ke dadanya yang saat itu dia sedang rebahan memainkan ponselnya di sofa depan.
Spontan Mas Doni terbangun dan balas memelukku. "Mika lapar belum makan, ayooo beli makan," rengekku manja.
Mas Doni melepas pelukannya, "Ha? Kamu belum makan? Memangnya kamu darimana?"
Oh, damn! Aku salah bicara!
Dia melumat bibirku, "makan ini aja yah," pengucapannya tidak jelas karena bagian mulutnya sudah banyak terbenam dan spontan ku mainkan dengan lidahku.
"Kamu katanya makan bareng pak Agam dan yang lain, kan?" cecar Mas Doni beberapa saat setelah aku rasa aku telah membebani dadanya.
"Oh iya, uumm ..." aku nyaris lupa dengan kebohongan yang ku buat, tapi jujur aku lapar karena memang aku belum makan apapun sejak siang.