Pagi menjelang siang, Mas Doni mengantarku kembali ke kos dengan berat hati. Keinginannya untuk segera menikah denganku adalah agar kita dapat bertemu setiap hari tanpa ada jarak, tanpa ada jeda. Tapi sayangnya, aku belum ingin. Sebenarnya beberapa temanku yang lain sudah ada yang menikah dan sedang hamil anak pertama mereka, tapi ah- Mikaila masih ingin bebas.
Setelah membekali ku dengan sekantong besar makanan ringan untuk camilan sehari-hari, dia pun berpamitan. Yah, aku pun juga berat melepas Mas Doni, tapi menahannya lebih lama lagi di Malang, sepertinya itu tak mungkin.
***
SETELAH KULIAH SORE
Seperti biasa aku pulang berjalan kaki menuju kos. Setelah berpisah dengan Tika dan Mia di pertigaan Fakultas Teknik, aku melanjutkan jalan kakiku menuju cafetaria dekat Fakultas Ekonomi untuk membeli makan malam.