Sama seperti malam biasanya, rasanya tetap monoton. Entahlah kadang aku tak mengerti dengan semua ini.
Terkadang aku berpikir, kenapa aku hidup di dunia dengan mereka yang menolakku. Padahal kenyataannya, mereka yang membuatku ada di dunia ini.
Hembusan angin malam nan dingin menusuk kulitku bahkan aku abaikan sedari tadi, aku yang tidak peduli lagi akan semua.
Duduk sendirian di balkon rumah nan megah ini terkadang membuatku merasa ngeri sendiri, bagaimana jika ada hantu ikut tinggal disini menemani diriku yang sendirian tinggal dirumah ini.
Tapi yasudahlah, nyatanya aku sudah biasa akan kesendirian ini. Walaupun berada ditengah keramaian pun, aku selalu merasa sendiri.
Ah aku bahkan sampai lupa mengenalkan namaku kepada kalian semua. Namaku Ilythia Kaori Mayumi, biasa dipanggil semua orang Ori tapi terserah kalian bisa memanggil aku apa asalkan jangan saori saus tiram.
Aku masih muda kok, aku berumur 20 tahun yang masih berkuliah di Universitas Halim Perdana atau UHP. Aku kuliah dengan jurusan Perhotelan dan Bisnis, well sebenarnya ini bukan keinginan ku untuk kuliah di jurusan ini tapi mau bagaimana lagi.
Aku hidup bagaikan boneka, yang selalu diatur oleh pemiliknya. Hidup dikendalikan bagai mayat hidup, terkadang aku lupa kapan terakhir kali aku merasa bahagia entahlah atau sama sekali aku tidak pernah merasakan nya??
Aku anak terakhir dengan 2 bersaudara, 2 saudara aku merupakan laki-laki, bisa dikatakan jika anak perempuan di keluarga kami langka bahkan bisa dihitung.
Mereka mengatakan bahwa menjadi anak perempuan satu-satunya di keluarga sangat menyenangkan, disayang, dimanja oleh mereka semua. Well, mereka tidak tau saja beban yang dipikul menjadi aku, mereka hanya tau kesenangan itu saja tanpa tau deritanya.
Mungkin jika aku mengatakan yang sebenarnya pada kalian, mungkin kalian tidak akan percaya dan mengatakan bahwa aku membual atau mengatakan omong kosong belaka.
Hidup di keluarga yang workaholic membuatku jarang bertemu dengan keluarga. Bahkan di hari libur dan tanggal merah nasionalpun mungkin mereka juga lebih mementingkan pekerjaan mereka dibandingkan anak-anaknya.
Dan kalian mengatakan ada 2 orang saudara laki-laki ku yang akan menemai dan menghiburku? Haha, itu tidak mungkin terjadi. Aku tidak tau apa yang terjadi sebenarnya, mereka yang menghindari diriku atau membenci diriku. Aku tidak tau, bahkan mereka lebih memilih tinggal dan hidup di apartemen dibandingkan rumah nan megah ini.
Bisa dikatakan, aku mandiri dan terbiasa sendiri, mandiri karna keadaan dan terbiasa sendiri karna mereka yang meninggalkan aku.
Walaupun di rumah ini banyak pelayan, tapi tetap saja rasanya akan berbeda jika kita bersama keluarga. Emang para pelayan itu orangtua dan para kakakku??
Aku hanya mempunyai 1 orang sahabat yang bisa aku percaya, well tapi tidak sepenuhnya terlalu percaya. Karna kalau terlalu percaya pada seseorang juga tidak baik
Aku dan dia terbiasa bersama-sama, ah tidak juga ya. Itupun karna dia yang selalu mengikuti ku kemanapun aku pergi.
Ah ya aku lupa mengatakan, bahkan di umurku yang masih 20 tahun ini aku sudah disuruh untuk mengelola perhotelan keluarga. Kalian tidak tau bagaimana capeknya aku diumur yang masih muda ini disuruh bekerja, padahal aku ingin menjadi remaja normal lainnya yang bisa bersenang-senang tanpa memikirkan apapun.
Bahkan kehidupan akupun bisa dibilang membosankan, kuliah kerja pulang ah begitu seterusnya.
Kalian menanyakan pacarku? Haha aku tidak pernah pacaran, bahkan aku tidak tau apa itu cinta. Bisa dikatakan aku tidak percaya itu cinta dan persetan dengan cinta, apalagi dengan komitmen sangat sangat membosankan. Aku sangat membenci itu
Kalian tau? Bahkan saat disuruh mengambil jurusan Perhotelan dan Bisnis ini, aku selalu menjawab dengan datar seolah aku memang sudah tidak bisa lagi mengeluarkan ekspresi menolak ataupun memberontak. Padahal aku sangat ingin mengambil jurusan tari modern dan ingin menyanyi, karna bakatku memang disana dan dengan seenaknya mereka menyuruhku untuk melupakan semua keinginanku untuk menjadi dancer dan penyanyi terkenal.
Terkadang aku selalu berpikir, jika seperti ini kenapa aku dilahirkan dan dibiarkan tetap hidup. Kalian tau bagaimana hancurnya diri dari dalam walaupun tubuh tetap normal seperti ini??
Itu rasanya sangat menyakitkan, aku hancur dari dalam namun tubuh ini tampak seperti biasa, tampak tidak memiliki sebuah beban.
Ah sepertinya aku terlalu banyak bercerita kepada kalian semua, sampai aku lupa jika malam sudah semakin larut dan besoknya aku mempunyai jadwal yang sangat padat.
Baiklah aku lebih baik memilih tidur, daripada seperti kemarin yang memilih untuk begadang dan keesokan harinya aku sangat sangat mengantuk dan tidak bisa berkonsentrasi dengan stabil.
Aku kembali menuju ranjangku, dan menutup pintu balkon kamar.
Hingga pada akhirnya aku jatuh terlelap dalam sebuah mimpi dan berharap hari esok akan baik